Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Kamis, 10 Maret 2022 | 16:29 WIB
Kampung Warna Warni Jodipan Kota Malang [SuaraMalang/Bob Bimantara]

Pemilik warung Siti Aminah membenarkan memang sejak pandemi Covid-19 tutup hingga buka lagi, keuntungan dari tokonya tidak bisa diharapkan untuk menambah biaya sehari-hari keluarganya.

"Ya untuk muter saja mas ini keuntungannya saat ini. Jual terus kulakan. Tapi gak bisa ada untungnya," tutur dia.

Siti mengaku tetap membuka warungnya yang dibangun sejak hadirnya KWJ, karena banyak titipan barang dagangan dari orang lain.

"Lah ini es krim nitip saya. Terus banyak lagi kayak jajan-jajan itu ya titip saya. Jadi saya tetap buka," ujarnya.

Baca Juga: Pemkot Malang Kembali Siap Gelar PTM mulai 14 Maret 2022

Dia pun kini hanya berharap pembelian dari warga sekitar saja yang membeli rokok, ataupun sekadar membeli es krim ataupun kebutuhan sembako.

"Perbandingannya ya mas. Waktu dulu itu saya bisa Rp 150 ribu sampai Rp 300 ribu bisa. Sekarang Rp 50 ribu itu bagus," ujarnya.

Sementara itu, oleh-oleh seperti kaos dan gantungan kunci hingga tongkat selfie kini dijualnya dengan harga murah. Dia rela tidak mendapat keuntungan.

"Saya modalnya kaos itu khas KWJ saya modalnya per kaos Rp 55 ribu sekarang kalau ada yang beli Rp 55 ribu saya lepas," ujarnya.

Sayangnya oleh-oleh tersebut tidak berkurang. Masih berjejer rapi. Bahkan untuk beberapa peralatan handphone yang dijualnya kini berdebu.

Baca Juga: Longsor Susulan Terjadi di Tebing Lawang Malang, BPBD: Lahan Pertanian Tertimbun

"Tapi kalau ada yang beli saya bersihkan," katanya menegaskan.

Load More