Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Kamis, 10 Maret 2022 | 16:29 WIB
Kampung Warna Warni Jodipan Kota Malang [SuaraMalang/Bob Bimantara]

Soni pun sebenarnya tidak berdiam diri. Dengan warga sekitar dia tetap mempertahankan ciri khas KWJ. Cat rumah-rumah dan juga genteng rumah di KWJ tetap dipertahankan dan dirawat.

Bahkan ornamen-ornamen semakin beragam. Di jalan setapak banyak dijumpai hiasan topeng bergelantungan. Dan juga lukisan-lukisan di dinding yang menambah keindahan saat melewati kampung tersebut.

"Itu semua dari warga sendiri kas dari keuntungan kemarin. Kami putar dan sebagian dari sponsor juga ada," ujarnya.

Namun harapan Soni dan warga sekitar untuk mendongkrak pengunjung ke KWJ belum terealisasi.

Baca Juga: Pemkot Malang Kembali Siap Gelar PTM mulai 14 Maret 2022

Perekonomian Warga KWJ Mati

Sebelum pandemi Covid-19, hampir setiap rumah warga di KWJ menjadi warung makanan, minuman ataupun oleh-oleh.

Perputaran uang pun terjadi waktu itu. Penjual yang sebagian besar ibu-ibu itu bahagia. Mereka punya tambahan uang bagi kebutuhan keluarganya.

Namun, saat ini warung-warung tersebut sebagian besar tutup. Hanya ada etalase yang menampakkan oleh-oleh, namun pintunya tertutup.

"Keluhan mereka ya itu mas pengunjung sepi itu jualan kulak, tapi yang beli gak ada. Akhirnya tutup," kata dia.

Baca Juga: Longsor Susulan Terjadi di Tebing Lawang Malang, BPBD: Lahan Pertanian Tertimbun

Namun, saat Suara.com menelusuri KWJ, terdapat salah satu warung makanvn dan minuman yang masih buka dan bertahan di tengah sepinya pengunjung.

Load More