SuaraMalang.id - Bed occupancy rate (BOR) atau okupansi rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Malang, Jawa Timur mencapai 125 persen. Namun, pasiennya didominasi warga luar kota.
Dari total 1.007 bed, hanya 365 bed yang diisi pasien Kota Malang.
Wali Kota Malang Sutiaji menjelaskan, akibat kondisi itu banyak warganya yang melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah. Demi membantu warganya yang isoman, pihaknya mengupayakan pemenuhan layanan tabung oksigen.
"Okupansi IGD kita 125 persen. Maka kami punya kebijakan nanti ada yang namanya tabung oksigen yang kami ambil dari negara tetangga. Pengadaan 600 tabung itu nanti akan kami siapkan di tanggal 10 Agustus 2021," ujar Sutiaji melansir timesindonesia.co.id -- jejaring suara.com, Minggu (1/8/2021).
Wali Kota Sutiaji mengatakan, jika ingin menambah kapasitas rumah sakit rujukan Covid-19 tidak lah mudah. Sebab harus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan terkait berbagai kebutuhan vital. Termasuk tentang pembiayaan, tenaga kesehatan (nakes) dan fasilitas medis penunjang.
Dicontohkannya, kebutuhan oksigen dan ventilator juga harus dikoordinasikan dengan Kemenkes.
"Belum dapat jawaban dari pusat. Ketika IGD ditambah, oksigen gimana pembiayaannya. Seperti di RSUD kami tempatkan penambahan 60 sampai 70, tapi kami tetep koordinasi dengan Kemenkes terkait cover biaya," jelasnya.
Ia juga telah membahas kemungkinan mendirikan tenda darurat sebagai tempat pasien mengantre.
"Saya koordinasi dengan dr Kohar ada penambahan centra IGD di jalan depan IGD RSSA. Itu jalannya di tutup, diberikan tenda untuk dibuka bed penambahan. Itu untuk menunggu di jalan," ungkapnya.
Baca Juga: Unit Mobiling Isi Ulang Oksigen Gratis Siap Melayani Pasien Isolasi di Kabupaten Malang
Wali Kota Sutiaji menambahkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah perguruan tinggi yang memiliki fakultas kedokteran untuk menugaskan mahasiswanya membantu RS rujukan Covid-19. Hal itu solusi minimnya minat lowongan relawan nakes yang telah dibuka.
"RSSA dan RSUD saat ini kekurangan nakes. Awal dibuka pendaftaran ada 20 yang daftar, ketika tes hanya 3 orang saja yang datang. Rasio para pasien dengan nakes sekarang tidak terpenuhi. SE Kemenkes yang membolehkan perawat yang belum lulus diktwe untuk direkrut, itu kami manfaatkan. Sudah saya koordinasikan dengan perguruan tinggi untuk menugasi mahasiswanya," tuturnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Kapitalisasi Pasar Besar, BRI Sabet Penghargaan di Ajang Top 50 Emiten 2025
-
Malam Minggu Anti Bokek! Klaim DANA Kaget Sekarang Dan Banjir Rezeki
-
Rawon Lovers Merapat, Ini 5 Warung Rawon di Malang yang Murah, Enak, dan Legendaris
-
BRI Terus Memperluas Jangkauan Layanan Keuangan hingga ke Pelosok
-
Spesial Tanggal Kembar! DANA Kaget Hadir Jadi Penyelamat Checkout Kamu