Riki Chandra
Jum'at, 28 November 2025 | 19:54 WIB
Ilustrasi HIV. [Dok. Istimewa]
Baca 10 detik
  • Dinkes Malang perluas layanan mobile VCT untuk percepatan penanganan HIV.
  • Kasus HIV didominasi usia produktif dan mahasiswa pendatang daerah.

  • Upaya perluasan layanan ditegaskan untuk menekan penyebaran HIV.

SuaraMalang.id - Kota Malang menggencarkan layanan mobile VCT untuk mempercepat penanganan kasus HIV yang terus ditemukan di wilayah tersebut.

Langkah ini dijalankan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang sebagai respon atas tingginya kebutuhan layanan tes dan konseling bagi masyarakat berisiko maupun penyintas.

Kepala Dinkes Kota Malang, dr Husnul Muarif, mengatakan bahwa layanan bergerak tersebut dioptimalkan dengan menyasar berbagai titik sesuai hasil koordinasi bersama komunitas. Upaya ini diharapkan mampu membuka akses lebih luas bagi masyarakat yang membutuhkan penanganan kasus HIV.

“Kami berharap penyintas bisa terlayani dengan baik. Karena HIV ini kan pengobatannya selamanya,” kata dr Husnul, Jumat (28/11/2025).

Menurutnya, perluasan layanan diperlukan karena kasus HIV di Kota Malang masih terus ditemukan dari berbagai kelompok masyarakat, termasuk usia produktif.

Selain layanan bergerak, Dinkes juga memperluas cakupan VCT ke seluruh rumah sakit dan puskesmas. Layanan VCT merupakan konseling dan tes HIV secara sukarela yang membantu proses pencegahan hingga pengobatan bagi masyarakat dengan HIV (ODHIV).

Sebelum menjalani tes, masyarakat akan berkonsultasi dengan tenaga medis dari instansi terkait.

Langkah tersebut dilakukan untuk mengendalikan peningkatan kasus HIV di wilayah itu. Berdasarkan data, tercatat 300 kasus sepanjang 2025, didominasi kelompok usia produktif. Penyebaran banyak dipengaruhi faktor gaya hidup, salah satunya melalui laki-laki seks dengan laki-laki (LSL).

“Kalau total keseluruhan yang pernah tertangani di layanan kesehatan kami, mulai dari rumah sakit, puskesmas, dan layanan kesehatan hampir 6.000 orang,” ujar Husnul.

Ia menambahkan, 70 persen penyintas HIV di Kota Malang berasal dari luar daerah, termasuk mahasiswa yang tengah menempuh pendidikan. Sementara 30 persen lainnya merupakan warga lokal.

“Pasien yang datang ini beragam, banyak juga dari kalangan mahasiswa dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda,” ujarnya.

Melalui mobile VCT dan perluasan layanan tes, Dinkes berharap ruang penyebaran semakin sempit dan penanganan kasus HIV dapat dilakukan lebih cepat serta tepat sasaran. (Antara)

Load More