SuaraMalang.id - Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLK-LN) PT Central Karya Semesta (CKS) menampik semua temuan dugaan pelanggaran proses pelatihan oleh Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).
Seperti diketahui Kepala BP2MI, Benny Rhamdhani melakukan inspeksi mendadak Sabtu (12/6/2021) lalu paska kaburnya lima calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) wanita Rabu (9/6/2021). Benny menemukan adanya dugaan pelecahan seksual hingga kekerasan verbal hingga penyitaan alat komunikasi para calon PMI.
Kepala Cabang BLK-LN PT CKS, Maria Imelda mengatakan, tidak ada pelanggaran seperti yang dikemukakan oleh BP2MI. Pertama untuk penyitaan handphone, Maria bersikukuh bahwa handphone disita saat proses belajar saja.
"Dan sangatlah wajar untuk proses belajar. Karena mereka disini mereka dididik dan dilatih jadi di manapun kalau pendidikan ya kami simpan biar fokus," kata dia saat konferensi pers, Selasa (15/6/2021).
Baca Juga: Genjot Ekonomi, Pemkot Malang Dorong Sertifikasi Halal Jasa Usaha Pariwisata
Mari juga mengatakan, selama perekrutan tidak pernah ada paksaan seluruh calon PMI bergabung ke PT CKS secara sukarela. Tidak hanya itu, ancaman, kekerasan verbal juga tidak pernah terjadi.
"Kami tidak pernah mengancam, menipu, memaksa, mendorong apapun itu yang melanggar tindakan hukum itu tidak betul," katanya.
Maria pun menegaskan, lima calon PMI wanita yang kabur itu karena iming-iming dari pihak luar untuk mempersingkat waktu pemberangkatan. Bukti berupa chat dan e-mail sudah dia siapkan.
"Kami dapat bukti chat itu kami terima langsung dari lima anak yang kabur kemarin. Nanti lambat laun semua akan terbukti dengan sendirinya," kata dia.
Sementara untuk temuan Benny yang diduga ada pelecehan seksual, Maria mengaku cerita Benny dilebih-lebihkan. Kata Maria, posisi waktu itu salah satu calon PMI menggunakan celana pendek hingga menunjukan celana dalamnya.
Baca Juga: Baru Tiba di Malang, Diego Michiels Langsung Gabung Latihan Arema FC
"Akhirnya salah satu staf kami menurunkan sedikit agar tidak kelihatan celana dalamnya. Kami di sini selalu melatih anak-anak agar berpakaian, berbicara secara sopan dan bersih fisiknya dan bajunya. Di sini kami melatih mereka semua," urainya.
Berita Terkait
-
Iming-iming Gaji Besar, Unit Apartemen Kalibata City Disulap jadi Penampungan Pekerja Migran Ilegal
-
Marak Dokter Cabuli Pasien Terbaru di RS Malang, Wamenkes Ogah Ampuni Pelaku: Cederai Sumpah Dokter!
-
Usai Bandung dan Garut, Giliran Dokter di Malang Diduga Lakukan Pelecehan di Rumah Sakit
-
Kisah Sugianto: Pekerja Migran Indonesia Jadi Pahlawan di Korea Selatan!
-
Picu 'Bencana' di Malang, Ini Aturan Penerbangan Balon Udara dan Sanksi Bagi yang Melanggar
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
8 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
Terkini
-
Dinilai Sangat Strategis, Pembangunan Tol Malang - Kepanjen Butuh Dana Rp 7,5 Triliun
-
Sekolah Rakyat akan Dibuka di Malang, Ini Kategori Siswanya
-
Pencurian di Malang, CCTV Bongkar Aksi 2 Maling
-
Skandal Rupadaksa Guncang UIN Malang, Rektorat Turun Tangan: Terancam Sanksi Berat
-
Misteri Tumpukan Sampah di Singosari Malang, Tutupi Jalan Desa