Rudijanta menjelaskan, pembelian tiket masuk kawasan Gunung Bromo sebenarnya sudah dilakukan secara daring atau online sejak Oktober 2019.
Sistem tersebut telah rutin disosialisasikan kepada paguyuban jeep, pelaku jasa wisata, PBPSWA, hingga instansi terkait.
"Kami BB TNBTS telah menerapkan booking online sejak 1 Oktober 2019 sehingga setiap pengunjung perorangan maupun menggunakan jasa wisata wajib membeli tiket dengan cara online," kata Rudi dilansir dari Antara.
Rudi mengungkapkan, aksi protes yang dilakukan pengemudi jeep dan pelaku wisata imbas munculnya kemacetan di jalur tersebut, lantaran banyak pengunjung yang masih belum membeli tiket sesuai prosedur.
Baca Juga:BRI Hadirkan Inovasi untuk Perjalanan Mudik, Tiket Kapal Kini Bisa Dipesan Lewat Super Apps BRImo
Padahal, seharusnya pembelian tiket dilakukan melalui operator tur atau operator jip.
"Kemudian kami pada 28 April 2025 sudah menyosialisasikan dan berdiskusi dengan tur operator di Visitor Center Cemorolawang. Salah satu kesepakatannya QR Code booking online dipegang oleh masing - masing pengemudi jeep," ucapnya.
Sementara itu terkait aksi kericuhan, pihaknya akan secepatnya akan melaporkan kejadian ini kepada pihak yang berwajib.
"Terhadap perusakan, pencurian aset, dan intimidasi kepada petugas, kami segera melaporkannya," katanya.
Baca Juga:Longsor di Desa Ngadas, Jalur ke Bromo dan Ranupani dari Malang Tertutup