- Desa Pandanajeng
- Desa Patokpicis
- Desa Bangelan
- Desa Sananrejo
- Desa Sumberngepoh
- Desa Sukoanyar
Pada 2025, pengembangan budi daya nila akan diperluas ke 10 kecamatan tambahan.
"Kami akan mengomunikasikan dengan anggota DPRD agar program pokok pikiran (pokir) bisa diarahkan ke sektor ini. Dengan begitu, setiap kecamatan yang memiliki sumber air memadai dapat dikembangkan sebagai pusat budi daya ikan nila," jelas Victor.
Untuk daerah yang memiliki sumber air terbatas, pemerintah akan menyediakan kolam bioflok sebagai alternatif budi daya nila.
Sistem bioflok memungkinkan ikan dibudidayakan dalam kolam buatan dengan sirkulasi air yang efisien, sehingga bisa tetap berkembang meskipun sumber airnya terbatas.
Baca Juga:Invasi Ular di Malang! Puluhan Laporan Evakuasi dalam 2 Bulan, Warga Diminta Waspada
Keberhasilan budi daya nila sudah terlihat, salah satunya di Desa Sananrejo. Awalnya, desa ini hanya memiliki 5.000 meter persegi lahan perikanan nila, tetapi kini telah berkembang menjadi 1,5 hektare.
- Produksi per hektare: 30 ton per siklus (6 bulan).
- Produksi per tahun: 60 ton per hektare.
Dengan semakin meningkatnya produksi, ikan nila menjadi sumber pangan kaya gizi yang berkontribusi terhadap pencegahan stunting pada anak-anak.
"Tren konsumsi ikan di masyarakat terus meningkat karena harganya terjangkau dan kaya nutrisi," tambah Victor.
Kontributor : Elizabeth Yati
Baca Juga:Sanusi-Lathifah Prioritaskan Program Makan Bergizi Gratis di 100 Hari Pertama