Malang Selatan Darurat Air Bersih: Warga Terpaksa Beli Air Rp100 Ribu per Tangki

Menurut beberapa warga, harga satu tangki kecil air mencapai Rp80.000 dengan waktu antrean hingga 16 hari.

Bernadette Sariyem
Jum'at, 11 Oktober 2024 | 17:03 WIB
Malang Selatan Darurat Air Bersih: Warga Terpaksa Beli Air Rp100 Ribu per Tangki
Ilustrasi krisis air bersih. [ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho]

SuaraMalang.id - Kekeringan yang melanda wilayah Malang Selatan dalam beberapa bulan terakhir telah membuat banyak warga setempat kesulitan mendapatkan air bersih.

Minimnya pasokan air dari sumber-sumber utama yang mengering membuat warga terpaksa mengeluarkan biaya ekstra untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.

Kondisi ini memicu keluhan dan curhatan warga di media sosial, yang kemudian menjadi viral setelah diunggah oleh akun Instagram @info_malang.

Dalam unggahan tersebut, seorang warga mengungkapkan betapa sulitnya mendapatkan air, baik dari PDAM maupun sumur pribadi yang biasanya menjadi andalan.

Baca Juga:Viral! Ibu di Malang Terpaksa 'Nyempil' Lewat Celah Tembok, Akses Rumah Ditutup Tetangga?

"Sudah hampir dua bulan ini air PDAM jarang mengalir, sumur juga kering. Jadi, kami harus membeli air yang diambil dari kecamatan lain," tulis salah satu warga dalam curhatnya yang dikutip oleh akun @info_malang pada Kamis (10/10/2024).

Warga Terpaksa Beli Air dengan Harga Mahal

Harga air bersih yang dibeli dari luar wilayah menjadi beban tambahan bagi masyarakat yang terdampak kekeringan.

Menurut beberapa warga, harga satu tangki kecil air mencapai Rp80.000 dengan waktu antrean hingga 16 hari.

Sedangkan untuk mendapatkan air lebih cepat, mereka harus membayar Rp100.000 per tangki besar, yang mengurangi waktu antrean menjadi sekitar lima hari.

Baca Juga:Dam Kedungbanteng Rusak, Ratusan Hektar Sawah di Malang Terancam

"Uang habis buat beli air. Minimal empat kali beli tangki kecil atau dua kali tangki besar per bulan," ungkap seorang warga dalam keluhannya.

Pengeluaran tambahan ini sangat memberatkan, terutama bagi mereka yang memiliki pendapatan terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan air selama satu bulan, warga harus mengeluarkan setidaknya Rp320.000 untuk tangki kecil atau Rp200.000 untuk tangki besar, tergantung kapasitas penampungan air di rumah masing-masing.

Kondisi ini membuat warga harus berhemat dalam penggunaan air, bahkan untuk kebutuhan dasar seperti mandi dan mencuci.

Mereka berharap agar kondisi kekeringan ini segera berakhir dengan turunnya hujan, sehingga mereka tidak lagi terbebani dengan biaya besar hanya untuk mendapatkan air bersih.

Warga Berharap Hujan dan Bantuan Pemerintah

Warga Malang Selatan hanya bisa berharap agar hujan segera turun dan kondisi kekeringan ini segera berakhir.

“Kami cuma bisa berdoa agar hujan segera turun dan kekeringan ini berakhir,” tulis seorang warga dalam curhatannya yang diunggah oleh akun Instagram @info_malang.

Kondisi ini menggugah simpati dari netizen yang turut mendoakan agar warga yang terdampak kekeringan dapat segera terbebas dari krisis air bersih.

“Semoga hujan segera turun dan warga Malang Selatan yang terdampak kekeringan bisa segera mendapatkan air dengan mudah,” tulis salah satu pengguna media sosial di kolom komentar.

Di sisi lain, masyarakat juga berharap agar pemerintah daerah dapat turun tangan dengan menyediakan solusi jangka panjang untuk mencegah kekeringan berulang di wilayah Malang Selatan.

Mereka menginginkan adanya bantuan air bersih yang lebih cepat dan merata agar tidak perlu lagi mengeluarkan biaya besar untuk membeli air.

Pemerintah Diharapkan Segera Turun Tangan

Di tengah krisis air yang berlangsung, warga Malang Selatan berharap pemerintah daerah dapat segera mengambil langkah cepat untuk mengatasi kekeringan yang terjadi.

Mereka mengusulkan agar pemerintah menyediakan bantuan air bersih secara berkala dan merata ke wilayah-wilayah terdampak agar masyarakat tidak lagi terbebani dengan tingginya biaya pembelian air dari kecamatan lain.

“Harapan kami, pemerintah bisa segera mencari solusi untuk menyediakan pasokan air yang lebih stabil, baik dari pengeboran sumur tambahan atau pembangunan jaringan distribusi air bersih yang baru,” ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Selain itu, beberapa warga juga menyarankan agar pemerintah mempertimbangkan penyediaan penampungan air hujan dan pengelolaan air tanah yang lebih baik untuk wilayah Malang Selatan, yang selama ini menjadi salah satu daerah rawan kekeringan setiap musim kemarau.

Dampak Kekeringan Meluas

Kekeringan yang berkepanjangan tidak hanya berdampak pada kebutuhan air bersih warga, tetapi juga berimbas pada sektor pertanian di wilayah Malang Selatan.

Banyak petani mengeluhkan sulitnya mendapatkan pasokan air untuk mengairi lahan mereka, yang berujung pada penurunan produktivitas hasil pertanian.

Situasi ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah, yang diharapkan segera mengadakan rapat koordinasi untuk merumuskan solusi jangka pendek dan jangka panjang guna mengatasi kekeringan yang kerap melanda wilayah tersebut.

Krisis air yang melanda Malang Selatan ini menyoroti pentingnya penanganan kekeringan dan pengelolaan sumber daya air yang lebih baik di masa depan. Dengan adanya solusi yang tepat, diharapkan warga tidak lagi mengalami kesulitan serupa di masa-masa mendatang.

Kontributor : Elizabeth Yati

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini