SuaraMalang.id - Mahasiswa baru yang masuk Universitas Brawijaya (UB) Malang sudah bisa melihat besaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) atau biaya pendidikan.
UB Malang baru saja merilis UKT untuk mahasiswa baru Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) 2024. Beberapa biaya pendidikan dengan kategori 12 golongan ada yang menyentuh sampai dua digit.
Besaran UKT tersebut menjadi sorotan dan memicu kegelisahan. Menanggapi itu, Wakil Rektor 2 Bidang Keuangan dan Sumber Daya, Ali Safaat angkat bicara.
Dia menjelaskan, perubahan UKT dialami hampir semua perguruan tinggi. Hal itu menyusul terbitnya Permen Ristekdikti yang mengatur standar satuan biaya operasional perguruan tinggi negeri.
Baca Juga:Biaya UKT Universitas Brawijaya Naik Tembus Rp 27 Juta, Protes Bergema
"Isinya itu menentukan komponen sebagai standar satuan biaya operasional perguruan tinggi, biaya operasional yang harus ditanggung oleh mahasiswa untuk dapat menikmati pendidikan," ujarnya dilansir dari Ketik.co.id--jaringan Suara.com, Rabu (15/5/2024).
Karena itu, kata dia, UB diminta untuk menentukan Biaya Kuliah Tunggal (BKT) yakni keseluruhan biaya operasional per tahun yang berkaitan proses pembelajaran mahasiswa di masing-masing program studi (prodi).
Selain kebutuhan pembelajaran, prodi juga diminta untuk mengumpulkan data terkait akreditas untuk menentukan BKT.
"Diminta data dari prodi, pencapaian akreditasinya juga. Kalau akreditasi B standar mutunya lebih rendah otomatis biayanya juga kurang (lebih sedikit). Ada prodi yang hanya butuh kelas, atau misal Fakultas Peternakan kan butuh sapi, Fakultas Kedokteran butuh laboratorium. Maka keluarlah BKT yang menjadi titik maksimal," jelasnya.
Ali mengeklaim, meskipun biaya pendidikan pada tahun pembelajaran 2024/2025 terbagi menjadi 12 golongan, namun skema yang digunakan tetap sama. Pihak kampus melihat kondisi ekonomi mahasiswa.
Baca Juga:Heboh Mahasiswa Penerima KIP-K Bergaya Hedon, UB Malang akan Panggil Nama-nama Terlapor
Dia menyampaikan, kondisi ekonomi mahasiswa tetap menjadi pertimbangan dalam menetapkan UKT. Selain juga jumlah tanggungan anak dalam keluarga.
"Rumus kita berdasarkan penghasilan orang tua, kita asumsikan 30 persen pendapatannya untuk biaya pendidikan. Kalau orang tuanya tinggal satu, atau sakit itu juga ada indeks pengurangan. Petani itu juga ada indeksnya karena berdasarkan pekerjaan," katanya.
Sekadar diketahui, biaya UKT setiap prodi berbeda-beda pada setiap golongannya. Prodi Kedokteran gigi misalnya, golongan 12 dipatok Rp33.739.000 tiap semester. Kemudian Teknik Mesin di golongan yang sama membayar Rp20.000.000. Sedangkan UKT untuk D4 Desain Grafis di Fakultas Vokasi pada golongan 12 sebesar Rp26.601.000.
Ali menyebut untuk fakultas Vokasi tergolong baru, dan masih akan dilakukan pengembangan di dua wilayah, Dieng serta Kepanjen. Lahan seluas 30 hektar disiapkan untuk dibangun.