Santri Tewas Usai Hanyut saat Mandi di Sungai, Jenazah Ditemukan di Pantai Ria Bomo

Jenazah AB pertama kali ditemukan oleh seorang nelayan pemilik warung di Pantai Ria Bomo, pada Kamis siang (14/12).

Chandra Iswinarno
Jum'at, 15 Desember 2023 | 14:33 WIB
Santri Tewas Usai Hanyut saat Mandi di Sungai, Jenazah Ditemukan di Pantai Ria Bomo
Ilustrasi tenggelam - (Unsplash/@blakecheekk)

SuaraMalang.id - Tragedi yang menimpa AB, seorang santri berusia 14 tahun di Desa Gumirih, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, telah mengejutkan komunitas setempat.

AB, yang hanyut saat mandi di sungai pada Rabu (13/12), ditemukan telah meninggal dunia sehari kemudian di Pantai Ria Bomo, Kecamatan Rogojampi.

Jenazah AB pertama kali ditemukan oleh seorang nelayan pemilik warung di Pantai Ria Bomo, pada Kamis siang (14/12).

AB dikenali karena mengenakan kaos kuning dan celana hitam, dan ditemukan dalam posisi tertelungkup.

Baca Juga:Tertipu Agen Travel, 100 Jemaah Umrah Banyuwangi Terlantar di Surabaya

"Jenazah korban dalam kondisi masih utuh dan tampak berusia belasan tahun," kata Kepala Desa Bomo, Sutikno, Jumat (15/12/2023).

Berdasarkan informasi dari Kepala Desa Gumirih, Mura’i Ahmad, yang telah mengirimkan informasi melalui grup WhatsApp, jenazah itu dikonfirmasi sebagai AB yang diduga hanyut terbawa derasnya arus sungai.

Setelah penemuan itu, Sutikno melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Rogojampi. Kapolsek Rogojampi, Kompol Imron, memastikan bahwa jenazah tersebut adalah AB, santri dari Desa Gumirih, yang hanyut saat mandi di sungai tanpa adanya tanda-tanda kekerasan.

Jenazah AB kemudian diserahkan kepada pihak keluarga dan dibawa ke rumah duka di Dusun Tojo, Desa Temuguruh, Kecamatan Sempu untuk proses pemakaman.

Sebelum kejadian ini, pada Rabu (13/12), warga setempat sempat digegerkan dengan hilangnya AB yang bermain di sungai bersama empat temannya. Saat gilirannya terjun ke sungai, AB malah hanyut terbawa arus.

Baca Juga:Aplikasi 'Ijo' di Banyuwangi: Pijat Plus dengan Modus Transaksi Online

Pihak kepolisian, Koramil setempat, dan Tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Keluarga Berencana (Dinsos-PPKB) segera melakukan pencarian di sepanjang Sungai Gayam, namun hingga Rabu malam, pencarian belum membuahkan hasil.

Tragedi ini menjadi peringatan keras bagi masyarakat tentang bahaya bermain di sungai, terutama selama musim hujan dan ketika arus sungai meningkat.

Kontributor : Elizabeth Yati

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini