SuaraMalang.id - Seratusan sepeda listrik ramah lingkungan mulai beroperasi di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur. Diharapkan pengoperasian sepeda listrik tersebut mampu mengurangi tingkat pencemaran atau polusi.
Sepeda listrik tersebut akan diletakkan di tujuh titik parkir di dalam kampus Universitas Brawijaya. Setiap unit armada Beam dilengkapi dengan petunjuk penggunaan dan keselamatan dalam berkendara dan juga tim yang terlatih secara khusus di Universitas Brawijaya.
Direktur Badan Pengelola Usaha Universitas Brawijaya Prof Nurkholis mengatakan, pihaknya menganut green concept melalui penyediaan berbagai fasilitas penunjang yang ramah lingkungan. Isu-isu terkait polusi menjadi perhatian serius.
"Adanya kerja sama penggunaan sepeda listrik seperti ini, harapnya dapat memberikan kenyamanan pada mahasiswa dalam melakukan mobilitas di UB tanpa menyumbang polusi. Ke depannya, jika inovasi ini berhasil dan memiliki dampak baik pada kampus, one day kendaraan bermotor di kampus akan semakin berkurang,” katanya, Kamis (5/10/2023).
Baca Juga:Gawat! Arema FC Masih Sering Lakukan Kesalahan, Fernando Valente: Kita Harus Konsentrasi
Sementara itu, Country Manager Beam Mobility Indonesia Devraj Sathivelu mengatakan, Beam Mobility bukan sekadar layanan ride sharing sepeda listrik untuk mendukung mikro mobilitas masyarakat. Namun, sebuah inisiasi yang menstimulasi partisipasi masyarakat untuk beralih ke gaya hidup baru berkelanjutan.
“Dengan hadirnya Beam di Universitas Brawijaya kami berharap seluruh civitas academica dapat memulai gaya hidup baru yang lebih sustainable," ujarnya.
Beam Mobility sejalan dengan salah satu tujuan utama Universitas Brawijaya untuk menciptakan lingkungan civitas academica menjadi green campus di Indonesia.
“Kolaborasi ini merupakan langkah konkret yang dilakukan oleh Universitas Brawijaya dan Beam Mobility dalam menjawab problematika pencemaran udara yang belakangan ini menjadi sorotan dunia internasional,” tambah Devraj.
Armada sepeda listrik yang hadir di Universitas Brawijaya berjenis Beam Rover yang memiliki batas kecepatan maksimal 25 km/jam. Sepeda ini dilengkapi dengan fitur teknologi IoT, sehingga kondisi kendaraan dapat dimonitor secara real-time, melalui aktivasi geofencing, dan secara otomatis dapat mendeteksi jika terdapat permasalahan, seperti ketika diperlukan penggantian baterai. Setiap armada juga dilengkapi dengan baterai cadangan.
Baca Juga:Sejumlah Siswa di Kota Malang Gunakan Perahu Rakit untuk Berangkat Sekolah, BPBD Minta Dihentikan
Kontributor : Aziz Ramadani