Nelayan Campurejo Gresik Demo Sulit Dapatkan Solar, PT Pertamina Beri Penjelasan Begini

Bicara soal solar, kata Arya memang sangat kompleks. Dalam penyaluran solar subsidi, Pertamina hanya berperan sebagai operator sesuai Perpres 191 tahun 2014.

Muhammad Ilham Baktora
Sabtu, 24 September 2022 | 16:55 WIB
Nelayan Campurejo Gresik Demo Sulit Dapatkan Solar, PT Pertamina Beri Penjelasan Begini
Ilustrasi nelayan yang akan melaut. (Suara.com/Toni Hermawan)

SuaraMalang.id - Usai adanya demo ratusan nelayan terkait kelangkaan BBM jenis solar, Pertamina menyebut jika pasokan untuk Kabupaten Gresik, Jawa Timur lancar, dan tanpa kendala.

Section Head Communication Relations PT Pertamina Patra Niaga wilayah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara, Arya Yusa Dwicandra mengatakan penyaluran solar telah dilakukan sesuai dengan kuota yang ditetapkan BPH Migas.

"Dan, dalam penyalurannya harus diawasi oleh pemerintah daerah dan juga aparat keamanan," katanya dilansir timesindonesia.co.id--jaringan Suara.com, Sabtu (24/9/2022).

Arya menjelaskan, seharusnya para nelayan tidak kesulitan menadapatkan solar. Sebab, SPBU wajib menyalurkan sesuai rekomendasi dari dinas perikanan setempat serta kesepakatan kelompok nelayan.

Baca Juga:Diduga Tak Terima Diejek, ABK Nelayan Cumi di Kayong Utara Nekat Gorok Teman saat Sedang Tidur

Bahkan, dalam rekomendasi itu sudah ada list nelayan yang mendapatkan hak sesuai peruntukan. Dia menjelaskan, selama ini tidak ada pengurangan distribusi solar ke SPBU Gresik.

"Justru ditambah karena ada permintaan dari kelompok nelayan setempat. Rata-rata dari 24 kiloliter per hari, semenjak beberapa waktu terakhir ditambah 8 kiloliter, sehingga total menjadi 32 kiloliter per hari," terang dia.

Bicara soal solar, kata Arya memang sangat kompleks. Dalam penyaluran solar subsidi, Pertamina hanya berperan sebagai operator sesuai Perpres 191 tahun 2014.

Sementara banyak pihak lain yang juga berperan bahkan di level kebijakan seperti BPH migas, kementerian ESDM, pemerintah daerah dalam penentuan kuota dan juga pengawasan.

Pertamina menyalurkan solar sesuai dengan kuota yang ditetapkan BPH migas dan dalam penyalurannya harus diawasi oleh pemerintah daerah dan juga aparat penegak hukum.

Baca Juga:Nelayan Kesulitan BBM Subsidi, Wagub Jabar Dorong Pembangunan SPBN

"Tidak ada kuota yang dikurangi ataupun ditambah tanpa izin dari pemerintah pusat maupun daerah sehingga bisa menanyakan kepada dinas terkait seperti apa pengawasan yang dilakukan," imbuhnya.

Jika ditemukan penyelewengan, tambah Arya warga bisa melaporkan kemudian pihak Pertamina akan menindak dan menyerahkan kasus ke pihak berwajib.

"Kalau dari Pertamina sendiri jika ada oknum dari Pertamina yang terlibat tindakan penyelewengan kami serahkan ke pihak berwenang," tambahnya.

Sebelumnya diberitakan, ratusan nelayan Campurejo melakukan aksi demo menyuarakan aspiasi di atas kapal mereka. Kemudian, perwakilan nelayan melakukan audiensi ke SPBU Banyutengah Kecamatan Panceng, Jumat (23/9/2022).

Seorang nelayan, Fakhrur Rozi salah satu nelayan mengaku antre sejak Pukul 02.00 WIB, demi mendapatkan solar untuk melaut.

Sembari membawa jerigen. Mereka tidur, shalat dan makan di sekitar SPBU. Ini dilakukan demi mendapat solar. Hingga siang, mereka belum mendapatkan solar.

"Sejak adzan awal Subuh, sudah kesini antre agar dapat solar. Tidur disini, bahkan ini sudah bawa sarung, mau shalat Jumat disini [Masjid sekitar SPBU]," terangnya.

Fatkhur bercerita soal kesulitan nelayan. Dia sangat heran ada kelangkaan. Sulitnya solar ini paling parah sejak adanya kenaikan harga yang ditentukan pemerintah.

Untuk bisa menebus solar subsidi, Fatkhur bersama nelayan lain harus membawa surat rekomendasi dari dinas perikanan setempat.

"Surat itu wajib dibawa, dengan foto kopi KTP setiap kali pembelian. Surat ini setiap satu bulan kami perpanjang ke kantor UPT Perikanan Campurejo," imbuh dia.

Bagi Fatkhur, solar bagaikan emas. Jika tidak ada solar dia tak bisa mencari nafkah. Bahkan, jika nelayan pinjam Solar ke nelayan lain, maka harus kembali Solar.

"Dadi, koyok emas. Misal nyileh Solar gawe Miyang yo kudu balik solar [Jadi bagaikan emas, saya pinjam solar untuk melaut ya kembalinya harus solar]," katanya.

Selain solar naik, problem lain adalah harga jual ikan turun. Jika ini terus dibiarkan dan tidak ada solusi, maka nelayan akan semakin sengsara.

"Bayangkan saja, saat melaut bersama tiga orang, dapat Rp400 ribu, Rp200 ribu untuk solar, Rp200 ribu kami bagi bertiga, dapatnya Rp50 ribu, apa uang segitu cukup untuk kami, apalagi bahan pokok naik semua," tambahnya. Sementara, Pertamina menyebut pasokan solar ke Gresik lancar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini