SuaraMalang.id - Presiden Vladmir Putin memecat Wakil Kepala Rossotrudnichestvo, Natalyo Poklonskaya dari jabatannya. Imbas kritikan tentang invasi Rusia ke negara asalnya, Ukraina.
Rossotrudnichestvo merupakan badan federal Rusia untuk urusan internasional. Pemecatan Poklonskaya terjadi Senin (13/6/2022) setelah mantan anggota parlemen itu berbicara menentang invasi Ukraina, dengan menyebutnya sebagai "malapetaka".
Seperti diberitakan Timesindonesia.co.id jejaring Suara.com, Poklonskaya mengambil peran pada Februari 2022 setelah menolak mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua sebagai wakil partai Rusia Bersatu yang berkuasa di majelis rendah parlemen Rusia.
Di saluran Telegramnya, Poklonskaya mengatakan bahwa dia akan "pindah ke pekerjaan lain" dan berterima kasih kepada presiden atas "dukungan dan kepercayaannya".
Baca Juga:Sakitnya Masih Misteri, Vladimir Putin Malah Tunjukan Gelagat Aneh di Depan Publik
Poklonskaya menyatakan orang-orang sekarang sekarat, rumah-rumah dan seluruh kota hancur, meninggalkan jutaan pengungsi. Tubuh dan jiwa dimutilasi. "Hatiku meledak dengan rasa sakit," katanya.
“Dua negara asal saya saling membunuh. Bukan itu yang saya inginkan, bukan itu yang saya inginkan," katanya dalam pidato video di forum internasional pada April lalu.
Dia kemudian mengkritik penyebaran simbol Z pro-perang Rusia, yang telah ditampilkan secara mencolok pada bangunan, barang dagangan dan bahkan kue untuk melambangkan dukungan publik untuk pasukan Rusia di Ukraina.
Komentarnya itu kemudian memicu kemarahan dari para pejabat Rusia, termasuk kepala Rossotrudnichestvo, Yevgeny Primakov.
Yevgeny Primakov mengklaim bahwa huruf Z adalah simbol "pembebasan Ukraina dari kejahatan teroris dan bandit."
Baca Juga:Perang Ukraina-Rusia Makin Sengit, Volodymyr: Setiap Jengkal Wilayah, Kami Pertahankan
Natalya Poklonskaya menjadi sorotan internasional ketika dia ditunjuk sebagai jaksa agung semenanjung Krimea yang dianeksasi Ukraina pada tahun 2014. Dia terpilih menjadi anggota majelis rendah Duma Negara, Majelis Federal Rusia pada 2016, tetapi tidak mencalonkan diri kembali pada 2021.