Terindikasi PMK, Sapi Mendadak Mati Sebelum Disembelih di RPH Malang

Sapi tersebut suspek penyakit mulut dan kuku (PMK).unia.

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Kamis, 12 Mei 2022 | 18:14 WIB
Terindikasi PMK, Sapi Mendadak Mati Sebelum Disembelih di RPH Malang
Ilustrasi sapi suspek PMK. (unsplash.com/@mrmrs)

SuaraMalang.id - Seekor sapi mendadak mati saat akan disembelih di Rumah Potong Hewan (RPH) Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tugu Aneka Usaha, Kota Malang. Kekinian, sapi tersebut terindikasi atau suspek Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Kabid Peternakan Dispangtan Kota Malang, Anton Pramujiono membenarkan ada satu sapi mati terindikasi terpapar PMK. Sapi itu datang dari luar Kota Malang, namun Anton tidak mengatakan pasti daerah mana asal sapi. Sapi datang sekitar 22.00, Selasa (10/5/2022) malam.

Anton mendapat laporan sapi itu meninggal pagi harinya ketika siang hari, Rabu (11/5/2022).

"Jadi kemarin siang ada tim yang menginformasikan ke kami ada sapi yang mati. Kami koordinasi dengan provinsi. Kemudian tim provinsi UPT Kesehatan hewan Pemprov Jatim yang ada di Pakis langsung meluncur bersama kami untuk mendiagnosa gejalanya seperti apa," ujarnya.

Baca Juga:Gejala Klinis Mirip PMK pada Hewan Ternak Ditemukan di Lampung, Masih Tunggu Hasil Uji Lab

Hasil dari pemeriksaan itu, sapi yang meninggal dunia tersebut memang ada gejala-gejala yang mengindikasikan PMK, seperti lendir hidung hingga keluar darah dan juga kerusakan di bagian gigi sapi

"Akhirnya setelah diperiksa kami ambil samplenya dan kami kirim ke Surabaya untuk dicek hasil labnya apakah PMK atau tidak," imbuhnya.

Sementara satu sapi suspek PMK yang meninggal itu sudah dikubur. Sebelum dikubur, sapi itu dibakar.

"Kemudian kami melakukan sosialisasi kepada jagal-jagal agar tidak mendatangkan sapi dari luar daerah seperti daerah wabah," ujarnya.

Selain satu sapi itu, di RPH Kota Malang juga ada dua sapi lainnya yang tersuspek dan mempunyai gejala PMK.

Baca Juga:Harga Ayam dan Sapi Tinggi, Pedagang Bakso di Medan Menjerit: Duh Peninglah!

"Dan sudah kami kirim sampelnya ke Surabaya untuk hasilnya akan menunggu selama dua tiga hari apakah positif atau tidak," tuturnya.

Kekinian Anton menyarankan kepada RPH untuk menindaklanjuti kasus kematian sapi itu. Dua dokter hewan sudah diterjunkan di RPH.

"Jadi harus diperketat sapi-sapi yanh masuk, lalu dilakukan disinfektan kepada orang-orang yang keluar masuk RPH maupun kendaraan yang masuk disinyalir mampu membawa PMK. Tujuannya untuk memutus rantainya seperti itu," kata dia.

Dengan adanya kematian satu sapi suspek itu, Anton juga telah  melakukan pemeriksaan ke sapi-sapi yang diternak peternak Kota Malang. Ada 2000-an sapi yang di Kota Malang.

"Setelah kami pantai di empat kecamatan mulai dari Blimbing, Lowokwaru, Sukin, dan Kedungkandanh tidak ditemukan ternak (tersuspek) PMK kemarin itu," tuturnya.

Dia pun mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir akibat adanya kasus ini di Kota Malang. Sebab daging sapi meskipun terjangkit PMK tidak menular ke manusia.

"Yang penting saat masak daging itu sampai mendidih. Itu minimal perlu ada perlakuan khsusu mesti sampai mendidih di suhu 70 derajat celcius lamanya 20 hingga 30 menit," tutupnya

Kontributor : Bob Bimantara Leander

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini