Inovasi Jembatan Karya Mahasiswa UMM Juarai "Bridge Design Competition" Internasional di Singapura

Indonesia patut berbangga. Dua mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menjuarai inovasi jembatan dalam ajang "Bridge Design Competition" internasional di Singapura.

Muhammad Taufiq
Kamis, 12 Mei 2022 | 14:08 WIB
Inovasi Jembatan Karya Mahasiswa UMM Juarai "Bridge Design Competition" Internasional di Singapura
Erwin Yoga Pratama dan Aliek Puji Wahyudi yang mewakili UMM [Foto: ANTARA]

SuaraMalang.id - Indonesia patut berbangga. Dua mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang ( UMM ) menjuarai inovasi jembatan dalam ajang "Bridge Design Competition" internasional di Singapura.

Kedua mahasiswa itu adalah Erwin Yoga Pratama dan Aliek Puji Wahyudi yang mewakili UMM. Keduanya harus bersaing dengan 95 tim lain yang berasal dari Malaysia, Vietnam, Mesir, India, Indonesia, dan Singapura.

Anggota tim model jembatan UMM, Erwin Yoga Pratama dalam rilis yang diterima di Malang, Jawa Timur, Kamis mengatakan proses pembuatan model jembatan berlangsung singkat.

Dari proses pengumuman petunjuk teknis perlombaan sampai tahap pengumpulan model hanya dua hari, dan perancangan model jembatan didasarkan pada studi kasus yang diberikan oleh panitia.

Baca Juga:Pengurus Koperasi di Malang Buron Kasus Penipuan Senilai Rp 1,7 Miliar

"Dalam merancang jembatan, kami merancang inovasi di beberapa aspek. Contohnya, pengurangan berat jembatan, jumlah rangka, serta pengurangan biaya pembangunan jembatan," kata Erwin seperti dikutip dari Antara, Kamis (12/05/2022).

Hal ini, katanya, dilakukan agar jembatan yang dirancang lebih efisien dan efektif tanpa mengurangi faktor keamanan. Sedangkan pembuatan model dilakukan dua kali, yaitu saat tahap awal setelah pendaftaran dan tahap pertengahan untuk menentukan 15 besar. Kedua model tersebut juga memiliki studi kasus yang berbeda.

Pada model jembatan yang kedua, anak pertama dari dua bersaudara itu menjelaskan bahwa mereka membuat jembatan campuran antara jembatan beton dan jembatan rangka. Jangka waktu pengerjaan model jembatan juga lebih lama dibanding model sebelumnya, yaitu tujuh hari.

Penggabungan kedua jembatan ini berfungsi untuk mengatasi kasus yang ada di lapangan. “Untuk model jembatan yang kedua, ada beberapa area yang tidak bisa dilewati kendaraan. Oleh karenanya, kami membuat gabungan dua model jembatan agar bisa membuat jembatan baru yang berkelok,” ungkap Erwin.

Terkait raihan juara ini, Erwin mengaku ia tidak menyangka dapat mengalahkan peserta lainnya dan dapat meraih juara tiga. Sebab, peserta yang ikut serta tidak terbatas dari Indonesia, tetapi juga beberapa negara. Banyak universitas ternama yang ikut bersaing di ajang tersebut.

Baca Juga:Suasana Haru Selimuti Kedatangan Rombongan Bus SMPN 1 Kepanjen yang Terlibat Kecelakaan di Tol Karanganyar

“Tahun lalu saya mengikuti perlombaan yang sama, namun gagal di tengah jalan. Alhamdulillah, di tahun ini bisa lebih baik daripada tahun sebelumnya. Secara pribadi, saya juga ingin ilmu dari kompetisi ini dapat kami bawa dan realisasikan ke pembangunan infrastruktur jembatan di Indonesia,” pungkasnya.

Kompetisi internasional, Bridge Design Competition di Nanyang Technology University (NTU) Singapura diselenggarakan akhir April 2022.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini