Tradisi Warga Banyuwangi ke Mata Air Keramat Penawar untuk Bekal Ramadhan

Airnya yang bening dan segar, membuat masyarakat sekitar hingga para pengunjung lintas daerah berlomba-lomba membawa wadah penampung air untuk diminum setiap hari.

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Jum'at, 01 April 2022 | 14:46 WIB
Tradisi Warga Banyuwangi ke Mata Air Keramat Penawar untuk Bekal Ramadhan
Warga berbondong-bondong mengambil air di sumber mata air penawar, Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi. [Suara.com/Achmad Hafid Nurhabibi]

Bertahun-tahun banyak dikunjungi, akhirnya sekitar tahun 1981 M didirikan sebuah masjid Baitul Muttaqin tepat di areal mata air penawar. 

Sebelum berdiri, Kyai Hasan Kalipuro saat itu menancapkan sebuah petok sebagai tanda cikal bakal berdirinya masjid.

Beberapa tahun setelah itu, Kyai Abdul Hamid mulai mendirikan masjid dengan konsep arsitektur jaman dulu. 

"Dulu disini masih alas (hutan)," ungkap Mustofa. 

Baca Juga:Tentukan Awal Ramadhan Pakai Sistem Khumasi, Ponpes di Jember Ini Sudah Tarawih dan Puasa Lebih Dulu

Hasil sedekah tanpa tarif minimum di mata air penawar, kemudian dikelola untuk merenovasi masjid Baitul Muttaqin. Kekinian masjid tersebut mengalami perombakan total di tahun 2009 lalu.

"Sekitar 70 persen pembangunan masjid diambilkan dari kotak amal itu," cetus juru kunci sumber mata air penawar. 

Kontributor: Achmad Hafid Nurhabibi 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini