Sejumlah Peristiwa Mewarnai Wacana Pemerintah Menaikkan BBM Jelang Ramadhan dan Lebaran

Pemerintah pusat berencana menaikkan harga BBM jenis pertamax menjadi Rp 16 ribu per liter mendapat lampu hijau DPR RI. Kabar ini memicu sejumlah persoalan di lapangan.

Muhammad Taufiq
Kamis, 31 Maret 2022 | 08:27 WIB
Sejumlah Peristiwa Mewarnai Wacana Pemerintah Menaikkan BBM Jelang Ramadhan dan Lebaran
Ilustrasi SPBU, Rabu (30/3/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraMalang.id - Pemerintah pusat berencana menaikkan harga BBM jenis pertamax menjadi Rp 16 ribu per liter mendapat lampu hijau DPR RI. Kabar ini memicu sejumlah persoalan di lapangan.

Salah satu perwakilan Ojol Car Stasiun Malang, Agus (50) menjelaskan, memang anggota komunitas taksi online yang mangkal di dekat Stasiun Malang Kota Baru ini sebagian memakai BBM jenis pertalite. Dia pun saat ini mengaku tidak terdampak jika harga Pertamax naik.

Namun, kekhawatiran itu muncul dalam jangka panjang. Agus menuturkan jika kenaikan harga Pertamax ini bertahan lama, maka akan mempengaruhi harga Pertalite juga.

"Memang saat ini belum berdampak mas. Tapi kan ketika naiknya harga Pertamax cukup melonjak. Akhirnya masyarakat diam-diam aja. Akhirnya banyak yang berpindah ke Pertalite dan kami sebagai ojol juga akan terdampak," kata dia, Rabu (30/3/2022).

Baca Juga:Kemarin Ramai Berita Kemenangan Arema FC, Antrean SPBU di Probolinggo Sampai Ibu Bunuh Bayinya Ternyata Guru PAUD

Agus yang sudah tiga tahun menjadi pengemudi taksi online mengakui, memang kenaikan harga ini tidak bisa dihindari. Dia memahami kondisi harga minyak mentah dunia sedang naik akibat invasi Rusia ke Ukraina.

"Tapi kami mohon supaya naiknya jangan terlalu tinggi. Ini kan hampir dua kali lipat mas. Kalau sudah Pertamax naik. Ya gak lama lagi pertalite naik," ujarnya.

Dia menjelaskan, anggota komunitas Ojol Car Stasiun Malang ini menggunakan Pertalite karena memang lebih murah daripada Pertamax.

Sementara itu di Probolinggo, sejumlah SPBU mengalami kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar. Alhasil, terjadi antrean panjang kendaraan di beberapa SPBU, salah satunya terjadi di SPBU Semampir.

Sopir truk asal Bondowoso, Sulaiman (57) mengatakan, sepanjang jalan terjadi antrean di beberapa SPBU wilayah Probolinggo. "Saya ngisi di sini karena antrenya tidak terlalu panjang," ungkapnya mengutip dari Suaraindonesia.co.id, Rabu (30/3/2022).

Baca Juga:The Best 5 Oto: IIMS Hybrid 2022 Resmi Buka Hari Ini, Tampilan Perdana Toyota bZ4X, Patung Speed Jokowi

Ia berharap segera ada solusi kelangkaan solar ini agar tak menghambat kerja sopir. "Gara-gara ini (solar langka-red) saya telat dan nanti pasti ditegur oleh bos," keluhnya.

Sementara, Direktur SPBU Semampir, Sajjad mengaku pihaknya tidak tahu menahu penyebab solar langka. "Kita kan cuma dagang mas, kalau ada stoknya ya kami jual. Kalau gak ada ya libur mas," jelasnya.

Rencana kenaikan BBM itu mendapat sorotan dari Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS, Mulyanto. Ia menilai pemerintah tidak konsisten terkait rencana menaikkan harga BBM jenis Pertamax dalam waktu dekat ini.

Mulyanto menuturkan Komisi VII DPR RI tidak pernah membahas soal secara rinci kenaikan harga Pertamax.

Ia berharap pemerintah konsisten dalam mengambil kebijakan, terlebih berkenaan harga BBM. Selain itu sudah seharusnya kebijakan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan daya beli masyarakat yang masih belum pulih benar karena diterpa pandemi Covid-19.

"Soal konsistensi ini penting agar kebijakan Pemerintah mudah dipahami dan mendapat dukungan publik. Contohnya terkait dengan harga Pertamax. Di awal-awal pandemi saat harga migas dunia anjlok pada titik terendah, pemerintah tidak menurunkan harga Pertamax," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini