Viral Perumahan di Singosari Malang Tutup Akses Keluar-Masuk Perkampungan, Warga Tak Berkutik

Warga Kelurahan Candirenggo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang tidak mempunyai akses jalan keluar.

Muhammad Taufiq
Minggu, 23 Januari 2022 | 19:23 WIB
Viral Perumahan di Singosari Malang Tutup Akses Keluar-Masuk Perkampungan, Warga Tak Berkutik
Akses perkampungan warga Kota Malang ditutup tembok perumahan [SuaraMalang/Bob Bimantara]

SuaraMalang.id - Warga Kelurahan Candirenggo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang tidak mempunyai akses jalan keluar.

Sebab, depan rumah mereka ditutup dengan tembok oleh pihak perumahan sebelah. Alhasil akses jalan keluar warga pun tertutup.

Hal itu pun ramai diperbincangkan di media sosial Instagram melalui unggahan video @majeliskopi08.

Suara.com pun mencoba ke lokasi, tepatnya di RT 03 RW 10 Kelurahan Candirenggo Kecamatan Singosari.

Baca Juga:Ealah! Perangkat Desa di Kabupaten Malang Ini Terlibat Jual Beli Sabu

Salah satu pemilik rumah yang tertutup aksesnya paska ditembok perumahan, Subandi (50), mengutarakan kini rumahnya tidak bisa lagi dimasuki.

"Lah itu mepet mas cuma 20 centimeter ya apa mau keluar atau masuk. Kendaraan saya sepeda motor saja masih di rumah," katanya di lokasi, Minggu (23/1/2022).

Malangnya, rumah Subandi pun di sisi kanan-kiri dan belakangnya juga terdapat rumah warga lain. Alhasil, untuk akses keluar masuk ke rumahnya tertutup total.

"Nah itu saya membeli tanah milik tetangga saya satu meter saya beli. Buat jalan masuk keluar ke rumah saya," katanya.

Subandi dan warga sekitar pun kini bekerja bakti untuk membuat rute jalan baru untuk keluar dari rumah mereka ke jalan raya.

Baca Juga:Polisi Sebut Warga Enggak Mengusir Babe Haikal Ceramah di Kota Malang

Namun sayangnya jalan baru tersebut aksesnya sempit sebab harus melewati lorong rumah warga selebar satu meter kurang lebih.

Subandi mengutarakan, pembangunan tembok setinggi 2,5 meter itu pun selesai sekitar empat hari lalu.

Sebelumnya memang ada pemberitahuan dari pihak pengembang melalui kuli yang bekerja membangun tembok.

"Dan saat pembangunan mungkin dua minggu lalu sempat diberhentikan oleh pihak kecamatan tapi kok tiba-tiba dilanjutkan dan selesai gitu empat hari lalu pengembangnya ini gak jelas," tutur dia.

Ketua RW 10, Abdul Rodjak menjelaskan, pengembang perumahan bernama Grand Village Singosari itu baru. Sebelumnya adalah PT Batara. Namun sejak 2015 pengembang diambil alih PT Wahana.

"Nah yang baru PT Wahana ini gak pernah izin ataupun nyuwun sewu ke kami. Jadi pembangunan apapun gak tahu saya," ujar dia.

Dia pun sempat menanyakan perihal pembangunan tembok ini melalui kelurahan dan kecamatan. Namun, solusi hingga tembok tersebut terbangun tidak jelas.

"Ya buntu mas akhirnya ya sampai dibangun mas. Sempat ketemu sama bu lurah dan camat tapi ya gitu temboknya ya tetap dibangun," tutur dia.

Dia pun menjelaskan, sekitar 30 rumah menjadi korban atas pembangunan tembok yang membentang sekitar 50 meter itu.

"Ada yang gak bisa keluar. Ada warga saya yang biasanya buka warung dan yang beli warga perumahan juga jadi tutup ya karena tembok itu," tutur dia.

Warga pun sebelumnya saat pengerjaan tembok itu pernah mengusulkan agar diberi tempat akses selebar keranda mayat. Tujuannya, agar ada warga yang meninggal bisa dilewati.

"Karena kan tempat pemakaman umumnya kan lewat perumahan. Supaya juga kalau ada warga perumhan meninggal kan warga kampung juga yang bantu. Tapi sampai dibangun pun ya gak ada aksesnya," tutur dia.

Sementara itu saat ditanya perihal pembangunan tembok itu, Rodjak tidak tahu pasti untuk apa.

"Ya gak tahu orang gak tahu serawung ke kami," tutup dia.

Sementara itu, wartawan sempat menghubungi Camat Singosari Eko Wahyu untuk konfirmas. Namun hingga kini belum ada jawaban.

Kontributor : Bob Bimantara Leander

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini