Bupati Jember Ungkap Penyebab Banjir Bandang yang Menerjang Lima Kecamatan, Penanganannya Butuh Waktu Lama

Bupati Jember Hendy melanjutkan, banjir besar bali kali ini terjadi selama kurun waktu 10 tahun terakhir.

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Sabtu, 22 Januari 2022 | 16:11 WIB
Bupati Jember Ungkap Penyebab Banjir Bandang yang Menerjang Lima Kecamatan, Penanganannya Butuh Waktu Lama
Salah satu rumah warga yang terdampak banjir bandang di Desa Pakis, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember, Jumat (21/1/2022). (ANTARA/VJ Hamka Agung)

SuaraMalang.id - Terungkap penyebab banjir bandang yang menerjang lima kecamatan di wilayah Kabupaten Jember, pada Kamis (20/1/2022) lalu.

Bupati Hendy Siswanto menduga kuat pemicu banjir bandang akibat luapan Sungai Karangpakel, Desa Pakis, Kecamatan Panti.

"Ini ketemu penyebabnya, Ra. Ini dia penyebabnya. Pantesan, banjir terus," kata Hendy mengutip dari beritajatim.com, Sabtu (22/1/2022).

Sungai Karangpakel itu terpecah menjadi dua alur.

Baca Juga:Bupati Jember Pecat Empat Kepala Desa Akibat Terjerat Hukum Kasus Pesta Narkoba

"Saya kaget. Yang jelas di luar bayangan saya. Di beberapa titik sungai, air mengalir bukan di jalur aslinya. Jadi air bikin jalur sendiri. Ini kan parah," timpal Ketua DPRD Jember, Itqon Syauqi.

Bupati Hendy melanjutkan, banjir besar bali kali ini terjadi selama kurun waktu 10 tahun terakhir.

"Sepuluh tahun terakhir memang baru kali ini banjir di Jember cukup besar. Curah hujan memang tinggi. Ini banjir tahunan karena belum ada treatment posisi di hulu," kata Hendy.

Volume air tinggi yang membawa batuan menandakan bahwa di dataran tinggi yang menjadi hulu terjadi gerusan tanah luar biasa.

"Sungai membuat jalur baru yang menghajar beberapa rumah di Sungai Petung. Rumah yang jaraknya 30 meter dari sungai kena juga karena ada jalur baru (aliran air), yang awalnya satu sungai menjadi dua sungai," jelasnya.

Baca Juga:Ratusan Rumah Warga Jember Kebanjiran, Rata-rata Dapurnya Sampai Hilang Terseret Arus

Bupati Hendy akan meminta bantuan Pemerintah Provinsi Jatim untuk mengatasi persoalan ini.

"Air tidak boleh dihadang, tapi diarahkan. Sekarang sudah terbentuk saluran baru, ini akan berulang setiap tahun. Tinggal tergantung volume airnya saja. Pemkab Jember dan Pemprov akan menbuat desain baru lagi," katanya

"Kami berharap penanganan di hulu jadi proyek nasional. Penanganan bencana nasional yang itu kolaborasi Pemkab Jember, Pemprov, dan pemerintah pusat. Karena ini menyangkut biaya cukup besar dan penelitian yang komprehensif. Selama bertahun-tahun sungai ini jadi langganan warga Jember. Wes wayahe men-treatment hulu," kata Hendy.

Perbaikan hulu dilakukan dengan menggunakan sistem tangkap dan pembagi air dan reboisasi. Menurut Hendy, banyak pohon dan tanaman yang tumbang karena dihajar batu-batu yang mengalir bersama derasnya air.

Hendy mengatakan, penanganan hulu butuh waktu lama. Ia meminta warga agar tak menanami sempadan sungai.

"Banyak lahan tidak ada airnya. Jangan ditanam. Biarkan saja seperti itu," jelasnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini