Pentingnya Warga Isoman Segera Lapor, Begini Penjelasan Dinkes Kota Malang

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang mengimbau warga isolasi mandiri (isoman) segera melaporkan ke puskesmas atau RT/RW di wilayah setempat.

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Minggu, 25 Juli 2021 | 12:16 WIB
Pentingnya Warga Isoman Segera Lapor, Begini Penjelasan Dinkes Kota Malang
Ilustrasi Covid-19 -Pentingnya Warga Isoman Segera Lapor, Begini Penjelasan Dinkes Kota Malang. (Foto: Antara)

SuaraMalang.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang mengimbau warga isolasi mandiri (isoman) segera melaporkan ke puskesmas atau RT/RW di wilayah setempat. Supaya perkembangan kesehatan pasien Covid-19 dapat terus dipantau.

Kepala Dinkes Kota Malang, dr Husnul Muarif mengatakan, dengan mendapatkan pantauan puskesmas, maka pasien dapat segera ditangani medis apabila keadaannya memburuk.

"Nanti perjalanan klinisnya seperti apa kita ketahui. Oh ini tetap isoman di rumah atau harus di rujuk ke RS. Sehingga ini mengurangi kasus-kasus yang terlambat penanganannya. Kalau isoman di rumah ya kita pantau bisa kita datangi sesekali atau bisa juga daring untuk mengetahui kondisinya," jelasnya dikutip dari timesindonesia.co.id -- jejaring media suara.com, Minggu (25/7/2021).

Sekadar informasi, berdasar data Dinkes Kota Malang ada sebanyak 1.634 warga Kota Malang yang menjalani isolasi mandiri sepanjang pandemi Covid-19. Kemudian, untuk warga ada sebanyak 900 warga yang masih aktif melakukan isoman.

Baca Juga:Layanan Isi Ulang Oksigen Gratis Bagi Warga Malang yang Isolasi Mandiri

Dijelaskan Husnul, ada dua tipe warga isolasi mandiri, yakni yang terpantau (terdaftar di New All Record/NAR) dengan melakukan Swab PCR dan ada juga yang melakukan Swab Antigen, namun tak melaporkan ke Dinkes ataupun Puskesmas di wilayahnya.

"Dia mandiri dan tanpa memberi tahu ke RT/RW. Jadi yang tanpa pantauan itu tidak tercatat dalam sistem konfirmasi yang ada di Dinkes. Sehingga kalau ada kasus meninggal, kita kesusahan dan tidak masuk dalam NAR juga," ujarnya.

Husnul mengatakan, hal ini yang kerap memunculkan perdebatan antara data terkonfirmasi positif maupun meninggal akibat Covid-19. Data yang  ada kerap tak sesuai dengan yang ada di lapangan.

Bagi yang melakukan Swab Antigen, data pasien tidak langsung bisa masuk dalam daftar NAR yang menjadi auto rilis dari pusat melalui website hingga media sosial.

"Misalnya saya isoman, kemudian saya gak lapor kemana-mana. Terus saya meninggal dan gak langsung masik rilis pusat. Kan gak serta merta masuk daftar tiba-tiba. Itu sistemnya," ungkapnya.

Baca Juga:Tips Sembuh Covid-19, Begini Kisah Para Penyintas di Kota Malang

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini