SuaraMalang.id - Warga RW 04 Kelurahan Bareng Kecamatan Klojen Kota Malang menolak rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menjadikan salah satu hotel di lingkungan mereka menjadi tempat isolasi terpadu pasien Covid-19.
Hal itu disampaikan oleh Ketua RW 04 Rizky Firdaus saat gelar sosialisasi rencana hotel dijadikan tempat isolasi terpadu bersama anggota DPRD Kota Malang di Balai RW 04 pada Jumat (23/7/2021).
"Kemarin memang seluruh warga kami diminta Pemkot kita sudah pernah koordinasi sekali kami disuruh membuat survey. Karena keterbatasan waktu kami akhirnya survey melalui applikasi Whatsapp (WA). Hampir 93 persen warga (RW 04) berkeberatan," katanya.
Bukti survei itu pun sudah dikirim ke Camat Klojen dan Lurah Bareng. Alasan warga RW 04 itu menolak karena warga secara psikis merasa takut, jika ada tempat isolasi di lingkungannya.
Baca Juga:Buat Warga Kepanjen Kabupaten Malang Ini Jadwal dan Lokasi Vaksinasi Covid-19 Gratis
"Yang jelas sampai dengan hari ini hampir semua masyarakat berkeberatan dan menolak. Secara psikis warga kami masih takut. Kami masih takut, merasa kurang aman dan nyaman. Di sini 3 RT zona kuning. Di RW 04 ada 15 warga yang isoman," urainya.
Lantaran itu, Rizky mengakui jika warganya saat ini cemas. Namun dia menegaskan, apabila Pemkot Malang tetap teguh untuk menjadikan hotel itu sebagai safe house, maka gerakan Pemkot Malang adalah sebuah paksaan.
"Selanjutnya kami akan survei lagi. Beri kami waktu, 500 KK siap kami survei dalam satu minggu. Kalau mau tetap dipaksakan, ini namanya paksaan. Kami berusaha meredam gejolak-gejolak di warga," tutur dia.
Warga pun mendapat dukungan dari Wakil Ketua III DPRD Kota Malang, Rimzah Jubair.
Politikus dari Partai Gerindra itu mengatakan, Pemkot Malang harus mendengarkan suara masyarakat.
Baca Juga:Salut! Warga Gadang Malang Dirikan Dapur Umum Mandiri Buat Warga Isoman
Disarankan pula bahwa Gedung DPRD Kota Malang sajalah yang digunakan sebagai tempat isolasi terpadu tersebut.
"Sejak awal kami sudah tekankan karena tupoksi kami di anggaran habiskanlah anggaran BTT (Belanja Tak Terduga). Kalau perlu gedung dewan dibikin safe house. Kalau tidak bisa layak dan sehat, mereka isolasi jadi meninggal saat isolasi mandiri. Mending ke gedung dewan daripada meninggal di rumah," tutur dia.
Dia menilai, Pemkot Malang dalam hal ini melakukan kesalahan, yakni dalam sosialisasi dan edukasi ke masyarakat terkait rencana perubahan fungsi hotel itu sebagai tempat isolasi terpadu.
"Miss-nya di sini adalah sosialisasi dan edukasi untuk hotelnya. Jika ada rencana lagi saya jangan sampai kayak gini lagi," kata dia.
Terpisah, Wali Kota Malang Sutiaji menanggapi penolakan tersebut. Dia menilai, masyarakat RW 04 tidak punya empati.
"Guest house itu, tinggal ditempati masyarakat menolak, ya bicara gini masyarakat nolak lucu kan mas. Ada orang menjerit-jerit kita biarin. Ini kendala-kendala sosial saya kira," kata dia.
Sutiaji juga menjelaskan, saat ini yang terpenting adalah saling bantu membantu dari warga untuk menanggulangi Covid-19 di Kota Malang.
"Saya mohonlah masyarakat memaklumi masa ada saudaranya meninggal dunia dia menyelamatkan dirinya sendiri. Kita hidup di sini hidup bermasyarakat. Dia berkeliaran juga di komunitas yang lain bukan hanya di RW situ saja. Tolong ini menjadi komitmen kita semua. Gak bisa kita lokalisir," tutur dia saat dikonfirmasi di Balai Kota Malang, Jumat (23/7/2021) sore tadi.
Dia menjelaskan, hotel itu dijadikan tempat isolasi terpadu hanya untuk pasien Covid-19 yang sudah tidak bergejala saja.
Pasien hanya akan melakukan isoman tiga sampai empat hari di sana hingga sembuh. Pemilihan hotel itu sebagai tempat isolasi terpadu itu Sutiaji mengaku sudah berdasarkan kajian.
"Jadi itu kami pilih karena akses mudah, dari rumah Isolasi Kawi. Mereka yang nggak punya gejala klinis sudah tidak apa-tinggal menunggu saja. Kan isolasi itu 14 hari. Kalau yang positif isolasi tetap sampai 14 hari. Nah kalau yang tidak bergejala empat harinya itu kita geser ke hotel tinggal menunggu saja. Dari segi kajian kan sudah," katanya.
Dia pun mengaku akan tetap mengusahakan hotel yang mampu menampung 80 orang isoman itu menjadi tempat isolasi terpadu.
"Saya sampaikan. Kalau nolak ya lucu. Ini darurat sekali keadaannya. Bagaimana kita berbagi, menyadarkan kita semua. Ya kami usahakan," katanya.
Kontributor : Bob Bimantara Leander