SuaraMalang.id - Sepekan penerapan PPKM Darurat di Kota Malang, mal atau pusat perbelanjaan mengklaim pemasukannya terjun bebas, sekitar 90 persen.
Hal itu diungkap Ketua Asosiasi Pengelolaan Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Malang, Suwanto.
"Dampaknya sangat luar biasa seperti PSBB awal-awal dulu. Saya liat tadi, trafficnya drop luar biasa. Gak sampai 10 persen. Otomatis omset hancur," ujar Suwanto dikutip dari timesindonesia.co.id -- jejaring media suara.com, Sabtu (10/7/2021).
Ia melanjutkan, kerugian perusahaan perbelanjaan di Malang bisa mencapai miliaran rupiah. Dicontohkannya Hypermart, Matahari Departemen Store hingga perusahaan makanan cepat saji KFC yang omzetnya dikalkulasi bisa turun ratusan juta per hari.
Baca Juga:Info Lokasi dan Jadwal Vaksinasi Covid-19 Gratis di Kota Batu dan Malang
Hal itu belum pemasukan lain dari sejumlah tenant yang disewakan.
"Sementara, kami juga harus masih harus membayar biaya operasional dan perawatan. Kan gak mungkin juga Mal tutup tapi dibiarkan begitu saja," keluhnya.
Merespon ketentuan PPKM Darurat, sejumlah pengusaha terpaksa menerapkan efisiensi biaya pengeluaran. Dicontohkannya dengan melakukan pemotongan gaji karyawan atau pegawai hingga 50 persen.
"Pola kerjanya yang kita ubah. Mereka kita jadwalkan masuk bergantian. Tapi juga terpaksa dipotong gajinya dulu 50 persen," katanya.
Paling ditakutkannya jika PPKM Darurat diperpanjang. Sebab, pilihan terburuk untuk mengatasi krisis adalah melakukan PHK.
Baca Juga:Hari ini, 2.500 PKL di Kota Malang Digelontor Bansos Rp 300 Ribu
"Awal-awal PSBB sudah ada efisiensi karyawan 50 persen. Tapi kalau sekarang kita belum bisa menghitung, karena PPKM Daruratini masih jalan. Tapi saya juga pesimis. PPKM ini akan diperpanjang sampai akhir bulan. Kita gak mau kayak gitu. Ini sekarang kita pilih potong gaji dan ganti pola kerja. Jangan sampai ada PHK," tandasnya.