Namun, menurutnya, dualisme tidak serta merta bisa diselesaikan dengan uang.
"Tapi penyelesaian dualisme Arema bukan hanya mengenai soal nilai-nilai nominal Ekonomi tapi juga mengenai memanggul hati berbagai pihak terutama kubu-kubu yang terpecah," urainya.
Maka, Presiden klub Gilang tidak bisa sendirian menyelesaikan masalah yang sudah menahun itu. Tentu dibutuhkan peran aktif Aremania agar Arema kembali satu.
"Dan untuk hal ini mas Gilang saya rasa butuh bantuan dan dukungan berbagai pihak. Terutama dari supporter berbagai kubu. Mengapa? Karena sebagai pergerakan kami cukup tau betapa sulitnya menyatukan pemangku-pemangku kepentingan dalam dua Arema," sambungnya.
Baca Juga:Alasan Arema FC Tunjuk Crazy Rich Malang Sebagai Presiden Klub
Ia berharap Presiden Klub Arema FC Gilang memulai penuntasan dualisme dari Yayasan Arema. Sebab, asal muasal konflik berawal dari yayasan tersebut.
"Masuklah dari pintu Yayasan Arema, bila perlu jadilah pembina atau salah satu dari dewan pembina. karena hanya pada Yayasan Arema lah tanggal 11 Agustus 1987 itu nyata tak terbantahkan sebagai penegasan Arema yang lahir 11 Agustus 1987. Dan yang tak kalah penting, badan hukum Yayasan sebagai bentuk bahwa Arema milik Aremania milik masyarakat Malang Raya," jelasnya.
MMGA pun siap membuka diri untuk Presiden Klub Arema FC yang baru.
"Jika diminta bantuan sebagai mediator komunikasi oleh pihak siapapun baik Arema Liga 1 maupun Arema Liga 3 kami siap membuka diri," tutupnya.
Kontributor : Bob Bimantara Leander
Baca Juga:5 Hits Bola: Crazy Rich Malang Ditunjuk Jadi Presiden Arema FC