SuaraMalang.id - Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah bertanya sikap Bupati Malang Sanusi jika ditemukan ASN terpapar radikalisme. Bupati Sanusi mengaku tak akan memberi ruang sedikitpun bagi paham radikal berada di lingkungan pemerintahan.
Hal itu terungkap dalam kegiatan bincang Ramadhan di Kecamatan Dau Kabupaten Malang, Selasa (27/4/2021) malam. Pengasuh Pesantren Ora Aji di Sleman ini sempat melontarkan pertanyaan terkait radikalisme di kalangan ASN.
Bupati Sanusi menegaskan bahwa jika memang ada yang terlibat kegiatan radikalisme dan terbukti melanggar aturan, dipastikan bakal langsung diberhentikan secara tidak hormat.
"Kita akan hentikan. Yang terjaring teroris itu dan terbukti radikal ya diberhentikan tidak hormat," katanya dikutip dari TIMES Indonesia media jejaring Suara.com, Rabu (28/4/2021).
Baca Juga:Stay at Home! Kasus Covid-19 Kota Malang Merangkak Naik
Bincang bersama Gus Miftah, lanjut dia, menjadi ajang pendidikan moral, khususnya kepada generasi muda, agar nantinya bisa lebih mencintai Indonesia. Apalagi, dalam kepentingan bangsa, pribadi dan golongan, harus bisa saling menghargai satu sama lain melalui konsep Pluralisme.
"Sesama bangsa dengan kultur yang beragam itu harus saling mencintai dan saling bergotong royong, khususnya untuk membangun Kabupaten Malang," ungkapnya.
Sanusi juga berharap, Pancasila bukan hanya menjadi slogan saja, tapi merupakan amalan yang harus bisa di lakukan bersama dalam bentuk kegiatan sehari-hari.
"Jadi seperti Ketuhanan yang Maha Esa itu menjadi pedoman dan acuan dalam mentaati setiap agama masing-masing. Lainnya juga harus bisa dijalankan," ujarnya.
Baca Juga:Detik-detik Bocah di Malang Tertabrak Mobil, Ayah Korban: Saya Ikhlas