SuaraMalang.id - Gunung Semeru masih menunjukkan aktivitas vulkanisnya, terpantau ada letusan asap sebanyak 4 kali, rentang waktu 06.00 WIB - 12.00 WIB, Senin (18/1/2021). Status gunung berketinggian 3.676 Mdpl itu masih Level II - Waspada.
Kepala Subbidang Mitigasi Gunung api Wilayah Barat, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Nia Haerani mengatakan, berdasarkan laporan periodik Pos Pengamatan Gunungapi Semeru, secara visual gunung teramati 4 kali letusan asap berwarna putih tebal kelabu. Tinggi asap mencapai sekitar 300 - 500 meter arah Utara. Teramati juga tiga kali suara gemuruh dari kawah, Jonggring Saloko.
"Artinya letusan yang diperkirakan didominasi oleh kandungan gas dan tidak banyak mengandung material batuan," kata Nia dikonfirmasi Suara.com.
Letusan tersebut, lanjut dia, wajar terjadi sebagaimana diketahui bahwa erupsi gunung api mengeluarkan material magma ke permukaan.
Baca Juga:Debu Vulkanik Gunung Semeru
"Magma ini komposisinya terdiri dari padatan batuan, gas, dan cairan," jelasnya.
Meski demikian, fenomena alam tersebut tidak dibarengi dengan kemunculan lava pijar.
"Tidak ada lava pijar," imbuhnya.
Ia menambahkan, bahwa status gunung tertinggi di Pulau Jawa itu masih di Level II - Waspada. Beberapa rekomendasi yang wajib dipatuhi masyarakat maupun wisatawan diantaranya, tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak 4 kilometer arah bukaan kawah di sektor Selatan-Tenggara.
"Serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya," urainya.
Baca Juga:Terdampak Abu Vulkanik Semeru, Ini Kondisi 9 Kecamatan di Probolinggo
PVMBG juga merekomendasikan agar masyarakat menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena suhunya masih tinggi. Perlu diwaspadai juga potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan.
"Mewaspadai ancaman lahar di alur sungai atau lembah yang berhulu di Gunung Semeru, mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk," pungkasnya.