SuaraMalang.id - Pemkot Malang, melalui Satgas Penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS), berhasil menurunkan jumlah ATS di wilayahnya secara signifikan. Dari 5.656 ATS yang tercatat pada penghujung 2024, kini jumlah tersebut berhasil ditekan menjadi 3.468 orang.
Penjabat (Pj) Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan, optimistis angka tersebut dapat ditekan hingga mencapai zero ATS.
Ia mengapresiasi kinerja Satgas PATS yang telah menunjukkan progres positif, tetapi menegaskan bahwa upaya ini belum selesai.
“Alhamdulillah, saya mengapresiasi kinerja Satgas PATS. Jumlah ATS turun lebih dari 2.000 orang, tetapi kita tidak boleh berpuas diri. Kami harus tetap konsisten dan terus berkolaborasi hingga mencapai zero ATS di Kota Malang,” ujar Iwan, Senin (13/1/2025).
Dari total 3.468 ATS yang tersisa, sebanyak 1.092 anak telah diidentifikasi alasannya putus sekolah. Mayoritas anak tersebut memilih bekerja, sementara lainnya tidak berminat untuk melanjutkan pendidikan karena berbagai alasan lainnya. Namun, data untuk 2.376 ATS masih belum terverifikasi.
Iwan meminta agar data tersebut segera dilengkapi dengan menggelar pertemuan bersama stakeholder terkait, seperti Kementerian Agama (Kemenag) dan Cabang Dinas Pendidikan.
“Dengan data yang tepat, kita bisa melakukan identifikasi secara akurat, sehingga intervensi yang dilakukan lebih tepat sasaran dan terukur,” tambahnya.
Iwan menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menangani permasalahan ATS. Hal ini melibatkan berbagai pihak, seperti Dinas Pendidikan, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Kemenag, Cabang Dinas Pendidikan, serta peran aktif dari camat, lurah, hingga ketua RW.
“Ketua RW memiliki intensitas komunikasi tinggi dengan keluarga atau anak yang putus sekolah. Jadi, peran mereka sangat penting untuk mengadvokasi agar anak-anak kembali ke bangku sekolah,” tegas Iwan.
Baca Juga: Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Dimulai di Malang, Simak Daftar Sekolahnya
Iwan juga menegaskan bahwa penanganan ATS menjadi prioritas selama masa kepemimpinannya. Hal ini sejalan dengan mandatory spending pemerintah dalam memberikan layanan pendidikan terbaik bagi masyarakat.
“Saya tekankan, tidak boleh ada anak di Kota Malang yang tidak bersekolah. Berbagai intervensi akan kami upayakan untuk mendorong mereka kembali ke pendidikan. Ini adalah komitmen Pemkot Malang dalam memastikan semua anak mendapatkan hak pendidikan,” pungkasnya.
Kontributor : Elizabeth Yati
Berita Terkait
-
Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Dimulai di Malang, Simak Daftar Sekolahnya
-
Tak Suka Sayur? Program Makan Bergizi di Malang Ubah Sayur Jadi Menarik
-
Menu Makan Siswa Malang: Nasi, Ayam Krispi, Susu! Siapa Tanggung Biaya Rp15 Ribu per Porsi?
-
Pemkot Malang Gandeng Angkatan Laut Beri Makan Bergizi Gratis untuk Siswa
-
Dana Makan Bergizi Siswa Malang Diusulkan Naik Jadi Rp15 Ribu per Porsi
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
BRI Dukung Asta Cita Lewat Pembangunan BLK Konveksi di Nusakambangan
-
BRI Bangun UMKM Tangguh Lewat BRILiaN, Pengusaha Muda Kombucha Jadi Inspirasi
-
Nikmati, Cashback Maksimal dari BRI untuk Investor Sukuk Ritel SR023T3 dan SR023T5
-
Modal Gercep! Saldo Rp199 Ribu Langsung Cair, Sikat 3 Link DANA Kaget Ini
-
BRI Hadirkan QRIS Kartu Kredit di Super Apps BRImo untuk Transaksi Besar