SuaraMalang.id - Mangkraknya Hotel Songgoriti dan pemandian air panas di Kota Batu menuai kritik tajam dari berbagai pihak. Aset bernilai ratusan miliar yang dimiliki oleh Pemkab Malang ini dianggap gagal dikelola oleh Perumda Jasa Yasa, yang seharusnya mampu menjadikannya sebagai sumber pendapatan daerah (PAD).
Ahmad Kusairi, koordinator LSM Pro Desa, menyayangkan kondisi Hotel Songgoriti yang dibiarkan tidak terurus, padahal fasilitas yang dimilikinya, seperti pemandian air panas alami, merupakan keunggulan kompetitif yang jarang dimiliki hotel lain.
"Mengelola aset seperti ini harusnya mudah. Bahkan jika dikelola dengan baik, hotel ini bisa menjadi andalan PAD. Tapi kalau sudah begini, bagaimana tanggung jawab manajemen Jasa Yasa yang baru?" ujarnya, Rabu (18/12/2024).
Kritik terhadap Jasa Yasa
Menurut Kusairi, Jasa Yasa tidak hanya gagal mengelola aset ini, tetapi juga menghadapi masalah serius dengan pihak ketiga.
Pemkab Malang bahkan harus melibatkan kepolisian dan Satpol PP untuk mengambil alih hotel dari pengelola swasta yang sebelumnya bertanggung jawab.
"Ada kewajiban Rp 5 miliar yang belum dibayar oleh pengelola sebelumnya. Jasa Yasa seharusnya lebih tegas dan profesional, bukan malah membiarkan masalah ini berlarut-larut," tegas Kusairi.
Ia juga mengkritik keputusan Pemkab Malang, khususnya Pj Sekda, Nurman Ramdansyah, yang tetap mempercayakan pengelolaan hotel kepada Jasa Yasa meski kinerjanya dinilai buruk.
"Kalau dibiarkan, hotel ini malah jadi wisata mistis. Orang datang bukan untuk menginap, tapi mencari pesugihan atau nomor togel," sindirnya.
Baca Juga: Malang Stop WiFi RW Gratis, Anggaran Dipotong
Dukungan dari DPRD dan LSM
Senada dengan Kusairi, M Zuhdy Ahmadi, Gubernur LIRA Jatim, mendesak evaluasi terhadap Jasa Yasa. Ia menyebut kinerja perusahaan daerah ini tidak hanya buruk dalam mengelola aset, tetapi juga gagal memberikan kontribusi yang signifikan kepada PAD.
"Saya dengar, kontribusi ke PAD saja nunggak. Ini jelas masalah yang harus segera ditangani oleh Pemkab dan DPRD," katanya.
Abdul Qodir, anggota DPRD Kabupaten Malang dari Fraksi PDIP, juga sepakat bahwa Jasa Yasa perlu dievaluasi.
"Dari pendapatan wisata pantai Balekambang saja harusnya sudah cukup. Tapi, kinerja Jasa Yasa secara keseluruhan tidak memenuhi target. Tahun ini mereka hanya menyumbang Rp 1 miliar, jauh dari harapan," ungkapnya.
Pemkab Malang Siap Ambil Langkah Tegas
Berita Terkait
-
Malang Stop WiFi RW Gratis, Anggaran Dipotong
-
Songgoriti, Aset Ratusan Miliar Jadi Rebutan? Pemkot Batu vs Pemkab Malang
-
Hotel Songgoriti Mangkrak, PAD Rp 2 Miliar Nunggak: DPRD Desak Solusi, Bukan Saling Klaim
-
Polisi Tidur Maut di Malang Akhirnya Dibenahi Usai Telan Korban
-
Dramatis! Pejabat Pemkot Malang Selamatkan Anak Kucing Terjepit Eskalator MCC
Terpopuler
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 9 Sepatu Lokal Senyaman Skechers Ori, Harga Miring Kualitas Juara Berani Diadu
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 7 Desember: Raih Pemain 115, Koin, dan 1.000 Rank Up
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
2 Ibu-ibu di Malang Tertimpa Pohon Beringin Tumbang Saat Cuci Baju, Seorang Tewas
-
Banjir Malang Dipicu Endapan Sampah hingga Bozem Meluap, Ini Penjelasan Wali Kota
-
Bea Cukai Malang Musnahkan 3,2 Juta Rokok Ilegal, Kerugian Capai Rp 2,39 Miliar
-
Operasi Zebra Semeru 2025 di Malang Catat 103 Ribu Pelanggaran, ETLE Makin Diperketat!
-
Lonjakan Kasus HIV di Kota Malang, Ini Cara Dinkes Percepat Penanganan!