Scroll untuk membaca artikel
Bernadette Sariyem
Jum'at, 11 Oktober 2024 | 16:55 WIB
Ilustrasi akses jalan ditutup tetangga. (bidik layar video)

SuaraMalang.id - Video viral di media sosial memperlihatkan seorang wanita kesulitan melewati akses jalan rumahnya yang ditembok oleh tetangga di Dusun Prodo, Desa Klampok, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.

Rekaman tersebut menuai beragam reaksi dari warganet setelah memperlihatkan kondisi jalan keluar-masuk rumah yang terhalang oleh tembok tinggi, membuat seorang ibu terpaksa berjalan miring untuk bisa melewati celah sempit.

Setelah video ini menyebar di berbagai platform media sosial seperti Instagram dan TikTok, pihak kepolisian Polsek Singosari langsung melakukan penelusuran untuk mengecek kebenaran informasi tersebut.

“Informasi mengenai penembokan akses jalan ini kemudian ditindaklanjuti oleh Bhabinkamtibmas, Babinsa, serta Kepala Desa Klampok dengan mendatangi lokasi yang dilaporkan,” ujar Kapolsek Singosari, Kompol Masyhur Ade, Rabu (9/10/2024).

Baca Juga: KPU Kabupaten Malang Buka Pendaftaran 28.294 KPPS, Ini Persyaratannya

Kronologi Penembokan Akses Rumah

Berdasarkan penelusuran di lapangan, peristiwa penembokan jalan tersebut sudah terjadi sejak Februari 2023.

Rumah yang akses jalannya tertutup tembok tersebut dimiliki oleh Abdul Rokhim (50), seorang petani warga Dusun Prodo. Sedangkan tembok dibangun oleh tetangganya sendiri, Daman (27), yang merupakan pemilik lahan.

Menurut keterangan dari Abdul Rokhim, aksi penembokan tersebut bermula dari ketidaknyamanannya dengan bau kotoran sapi yang berasal dari kandang milik Daman.

Saat itu, rumah Abdul Rokhim menghadap ke arah barat yang langsung berhadapan dengan kandang sapi.

Baca Juga: Kronologi Pasangan Kekasih di Malang Aborsi Pakai Obat dari TikTok

Abdul Rokhim merasa terganggu dengan kondisi tersebut, terutama setelah selesai menggelar acara pernikahan anaknya.

Merespons keluhan tersebut, Daman kemudian memutuskan untuk membangun tembok di lahan miliknya sebagai pembatas.

“Kejadian penembokan ini bermula dari keberatan Abdul Rokhim atas bau kotoran sapi yang ada di dekat rumahnya. Karena itulah, pemilik lahan mendirikan tembok sesuai dengan batas tanahnya,” jelas Kompol Masyhur Ade.

Setelah tembok dibangun, Abdul Rokhim akhirnya memindahkan pintu rumahnya yang semula menghadap ke barat menjadi menghadap ke timur.

Ia memilih untuk mengubah akses keluar-masuk rumahnya menggunakan lahan miliknya sendiri yang berada di sebelah timur. Kedua belah pihak mengaku tidak ada masalah lagi setelah kejadian tersebut.

Video Viral, Picu Keberatan dari Kedua Pihak

Viralnya video yang diunggah ke media sosial ternyata tidak diketahui oleh Abdul Rokhim maupun Daman. Menurut penjelasan Kapolsek Singosari, video tersebut direkam oleh salah satu kerabat Abdul Rokhim yang tinggal di Blitar, saat ia berkunjung ke rumah untuk takziah.

Tanpa sepengetahuan Abdul Rokhim, video tersebut kemudian diunggah ke media sosial, yang menyebabkan permasalahan lama kembali mencuat ke publik.

“Pemilik rumah tidak mengetahui bahwa video tersebut diunggah ke media sosial. Awalnya, video tersebut hanya direkam oleh salah satu saudaranya yang sedang berkunjung,” kata Kompol Ade.

Baik Abdul Rokhim maupun Daman merasa keberatan dengan penyebaran video tersebut karena masalah di antara mereka sebenarnya sudah diselesaikan secara damai lebih dari setahun lalu.

Tidak adanya penjelasan yang jelas dalam unggahan video juga menyebabkan kesalahpahaman di kalangan warganet.

“Saat ini, permasalahan tersebut sudah diselesaikan oleh kedua belah pihak. Mereka merasa terganggu dengan viralnya video yang tidak menjelaskan konteks sebenarnya, sehingga menimbulkan kegaduhan di media sosial,” ujar Kompol Ade.

Kesepakatan Damai dan Imbauan dari Aparat

Setelah klarifikasi dilakukan, kedua belah pihak menyatakan bahwa mereka sudah berdamai dan tidak ada lagi permasalahan terkait penembokan tersebut.

Mereka bahkan menyesalkan penyebaran video yang akhirnya menimbulkan keresahan di kalangan warga dan pengguna media sosial.

Pihak kepolisian juga telah berkoordinasi dengan perangkat desa untuk memastikan tidak ada potensi konflik lanjutan antara kedua keluarga tersebut.

“Kami sudah melakukan mediasi dan memastikan bahwa situasi di lapangan sudah kondusif. Pihak keluarga juga sepakat untuk tidak memperpanjang masalah ini,” tegas Kapolsek Singosari.

Polsek Singosari mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum tentu benar dan selalu mencari klarifikasi dari pihak yang berwenang.

Warganet juga diharapkan lebih bijak dalam menanggapi konten-konten viral yang tersebar di media sosial agar tidak menimbulkan fitnah atau masalah baru yang sebenarnya sudah selesai.

“Jika ada hal-hal yang dirasa kurang jelas, sebaiknya tanyakan langsung kepada pihak terkait atau perangkat desa setempat. Jangan sampai ada lagi video yang membuat kegaduhan padahal masalah tersebut sudah selesai,” pungkas Kompol Ade.

Kontributor : Elizabeth Yati

Load More