SuaraMalang.id - RK (13), siswa salah satu SMP Negeri di Kota Batu, meninggal dunia setelah diduga dikeroyok oleh teman-temannya sendiri.
Aksi kekerasan ini terungkap setelah RK meninggal dunia dalam perawatan di RS Hasta Brata Kota Batu, dua hari setelah kejadian.
Dugaan sementara menyebutkan bahwa penganiayaan ini dipicu oleh pengaruh lingkungan keluarga, di mana salah satu terduga pelaku sering menyaksikan kekerasan di rumah.
Menurut keterangan keluarga, korban sempat mengeluhkan pusing sebelum meninggal. Lima anak berhadapan dengan hukum (ABH) yang diduga terlibat dalam pengeroyokan ini telah dimintai keterangan oleh Polres Batu.
Baca Juga: Siswa SMP Tewas Dianiaya Teman, Wali Kota Batu Murka, Perintahkan Semua Komite Sekolah Kumpul
Mereka adalah AS (13) asal Kecamatan Batu, MI (15) asal Pujon Kabupaten Malang, KA (13) asal Bumiaji, MA (13), dan KB (13) asal Kecamatan Batu.
Hanya MI yang tidak satu sekolah dengan korban, namun merupakan teman bermainnya, sementara keempat anak lainnya adalah teman sekelas RK.
Kepala SMP Negeri tempat RK dan pelaku bersekolah, Ina Misaroh, menyampaikan bahwa sebelumnya tidak ada kecurigaan terhadap para pelaku.
Pada hari kejadian, kegiatan belajar mengajar sedang dalam masa ulangan sekolah, sehingga siswa pulang lebih awal. Pelaku sempat beralasan bahwa mereka akan melakukan kerja kelompok.
“Anak-anak saat itu dalam masa ulangan sekolah. Jadi tidak mungkin kami bebankan tugas, apalagi tugas kelompok,” ungkap Ina, dikutip hari Senin (2/6/2024).
Baca Juga: Detik-detik Siswa SMP Tewas Usai Dijemput untuk Kerja Kelompok
Pihak sekolah baru mengetahui kejadian ini setelah korban dikabarkan meninggal dunia. Saudara kembar RK, yakni RA, juga tidak bercerita ke sekolah maupun orang tua.
Dari informasi yang dikumpulkan, diketahui bahwa MA, salah satu pelaku, sering menyaksikan kekerasan di rumahnya.
“Kembali ke keluarga, ya, bahwa anak mengalami hal semacam ini karena di rumah bapaknya sering memukul ibunya di depan anak. Sebab sering melihat orang tuanya, akhirnya stres di sekolah,” tutur Ina.
Pihak sekolah telah memanggil ibu dari pelaku untuk mencari informasi lebih jelas.
“Kami tanyai anaknya di depan orang tuanya, ternyata orang tuanya kaget. Ternyata anaknya melakukan seperti itu, jadi sangat disayangkan,” katanya.
Ina juga menyebut bahwa beberapa ABH lain yang ikut terlibat kerap bermasalah dan sering dipanggil oleh guru bimbingan konseling (BK) karena sering tidak masuk kelas dan mengganggu teman sebayanya.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Siswa SMP Tewas Dianiaya Teman, Wali Kota Batu Murka, Perintahkan Semua Komite Sekolah Kumpul
-
Detik-detik Siswa SMP Tewas Usai Dijemput untuk Kerja Kelompok
-
Belajar Kelompok Berujung Petaka, Tangis Pilu Iringi Pemakaman RK
-
Siswa SMP di Kota Batu Meninggal Akibat Cedera Kepala, Diduga Korban Dikeroyok
-
Harap Bersabar! Jalur Pendakian Gunung Arjuno Masih Ditutup
Terpopuler
- 3 Tempat Netral yang Lebih Cocok Jadi Tuan Rumah Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Drawing Round 4 Kualifikasi Piala Dunia: Timnas Indonesia Masuk Pot 3, Siapa Lawannya?
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Berdesain Mewah: Harga Mulai Rp 60 Jutaan
- Striker Langganan STY Tak Dipanggil Patrick Kluiver Berakhir Main Tarkam
- 5 Mobil Bekas buat Touring: Nyaman Dalam Kabin Lapang, Tangguh Bawa Banyak Orang
Pilihan
-
Timnas Indonesia Dilumat Jepang, Media Korsel: Penak Jaman STY Toh?
-
Update Ranking FIFA Timnas Indonesia, Turun Usai Dibantai Jepang!
-
4 Motor Baru QJMotor Meluncur Sekaligus Minggu Ini di Indonesia, Ada Pesaing Yamaha Aerox?
-
Eksklusif dari Jepang: Tifo Suporter Timnas Indonesia Banjir Tepuk Tangan
-
Perang Harga Mobil di China, Geely Ungkit Kasus Tangki Bensin Bermasalah BYD
Terkini
-
UMM Diserbu 2000 Mahasiswa Asing dari 62 Negara dari Program Sarjana Hingga Doktoral
-
Setop Ketergantungan Beras, DPRD Jatim Gaungkan Tanaman Alternatif demi Kedaulatan Pangan
-
Masih Aktif, Saldo DANA Kaget Untuk Hari Ini Bantu Kamu Supaya Ngirit
-
Jangan Sampai Kelewatan! DANA Kaget Rp475 Ribu Menantimu di 3 Link Ini
-
Warga Dau Malang Dihebohkan dengan Kasus Dugaan Penculikan Anak