Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Jum'at, 12 April 2024 | 17:39 WIB
Ilustrasi garis polisi. [Istimewa]

SuaraMalang.id - Sobikhul Alim, anggota komplotan pencurian dan pembunuhan yang mengejutkan Gresik, ditemukan meninggal dalam keadaan tragis di tengah sawah Desa Wotan, Kecamatan Panceng.

Kejadian ini menambah deretan peristiwa kelam yang melanda daerah tersebut, terutama setelah perampokan sadis yang menewaskan Wardatun Toyibah (28), seorang agen bank di Desa Ima'an.

Sobikhul diketahui telah bunuh diri setelah mengonsumsi sianida, racun pembasmi hama yang ditemukan dalam sistemnya saat autopsi.

AKP Aldhino Prima Wirdhan, Kasatreskrim Polres Gresik, mengungkapkan tidak ada tanda kekerasan pada tubuh Sobikhul, dan penyebab kematiannya adalah asfiksia akibat keracunan sianida.

Baca Juga: Dirayu Berhubungan Sesama Jenis Usai Baca Alquran, PL Bunuh Temannya

"Sobikhul diduga mengambil langkah drastis tersebut karena takut akan penangkapan setelah diperiksa sebagai saksi dalam kasus perampokan," kata Aldhino Prima Wirdhan, Jumat (12/4/2024).

Sementara itu, Gresik masih berduka atas kehilangan Wardatun Toyibah yang tewas dengan banyak luka tusuk di tubuhnya.

Empat luka tusuk yang ditemukan pada tubuh Wardatun dalam autopsi, termasuk dua di leher depan, satu di dada, dan satu di leher belakang, mengindikasikan kebrutalan pembunuhan tersebut. Luka tusuk di dada, yang menembus hingga ke jantung, menjadi penyebab utama kematiannya.

Sobikhul, yang terlibat dalam kasus ini, adalah satu dari tiga pelaku yang diketahui. Dua lainnya adalah AS alias Asrofin yang telah ditangkap, dan Ahmad Midhol yang masih dalam pencarian sebagai DPO. Ketiga pelaku tersebut adalah warga Desa Ima'an.

Penemuan mayat Sobikhul oleh warga lokal Hartono, yang sedang dalam perjalanan ke Dukun melalui Jalan Desa Wotan- Desa Gedangan, menambah kejutan bagi komunitas yang telah diguncang oleh serangkaian kejadian kekerasan.

Baca Juga: Polisi Ungkap Fakta Mengejutkan Pembunuhan Pria di Gunung Katu Malang

Lokasi penemuan mayat tidak jauh dari jalan, membuatnya mudah ditemukan dan menarik perhatian cepat dari warga dan pihak berwajib.

Tragedi ini tidak hanya meninggalkan luka bagi keluarga korban, tetapi juga memicu pertanyaan lebih lanjut tentang keamanan dan kejahatan di area tersebut.

Sementara itu, suami Wardatun, Mahfud, mengaku tidak menyadari adanya tragedi hingga pagi hari setelah kejadian, meskipun berada dalam satu rumah yang sama.

Ia terkejut mengetahui kematian istrinya dan hilangnya uang serta barang berharga lainnya, yang mengindikasikan perampokan.

Pihak kepolisian masih berupaya untuk menyelesaikan kasus ini dengan mengamankan pelaku yang masih buron, sambil berduka atas nasib tragis Sobikhul yang memilih untuk mengakhiri hidupnya dalam ketakutan dan keputusasaan.

Kontributor : Elizabeth Yati

Load More