SuaraMalang.id - Enik Heriyanti (37), warga Desa Kidal, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, ditangkap polisi karena menjual beras Bulog dengan harga premium setelah mengganti kemasannya.
Kasus ini merupakan tindak pidana perlindungan konsumen, menurut keterangan dari Wakapolres Malang, Kompol Imam Mustolih, pada konferensi pers di Mapolres Malang, Senin (18/3/2024).
Tersangka telah menjalankan operasinya sejak Oktober 2023, di mana ia membeli beras Bulog dari program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dan menjualnya kembali dengan kemasan premium.
Selama lima bulan beroperasi, Enik diperkirakan telah meraup keuntungan sebesar Rp45 juta.
Menurut Kompol Imam Mustolih, Enik memperoleh beras Bulog tersebut melalui pembelian di media sosial, dengan satu karung 50 kilogram dibeli seharga Rp690 ribu secara cash on delivery (COD).
Selain itu, ia juga membeli beras dari seorang pria tak dikenal yang datang langsung ke tempat usahanya, dengan harga Rp640 ribu per karung. Polisi saat ini masih melakukan pencarian terhadap pria penjual beras tersebut.
Enik mengemas ulang beras Bulog ke dalam dua jenis kemasan, yakni Beras Super Poles Cap Raja Lele berukuran 25 kilogram dan Beras SLYP Super Ramos Bandung berukuran lima kilogram.
Beras Raja Lele dijual seharga Rp350 ribu, sedangkan Ramos Bandung dijual Rp69 ribu hingga Rp70 ribu.
Dari penjualan beras tersebut, tersangka memperoleh keuntungan sekitar Rp1.000 – Rp2.000 per kilogram, dengan total keuntungan bulanan antara Rp8 juta hingga Rp9 juta.
Baca Juga: Pemilik Toko di Malang Ditangkap Polisi, Jual Beras Bulog dengan Harga Premium
“Beras Bulog SPHP merupakan beras medium yang penjualan dan harganya diatur pemerintah karena beras tersebut bersubsidi. Namun oleh tersangka, beras tersebut diganti kemasannya seolah-olah kualitasnya premium,” kata Imam.
Atas perbuatannya, Enik dijerat dengan Pasal 62 Ayat (1) jo Pasal 8 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, serta Pasal 144 dan Pasal 143 Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.
Kasus ini menjadi peringatan keras bagi pelaku usaha lain untuk tidak melakukan kegiatan serupa yang dapat merugikan konsumen dan mengganggu ketertiban pasar.
Kontributor : Elizabeth Yati
Berita Terkait
-
Pemilik Toko di Malang Ditangkap Polisi, Jual Beras Bulog dengan Harga Premium
-
Polres Malang Gerebek Gudang Repacking Beras Bulog Jadi Beras Premium
-
Polres Malang Gerebek Gudang Penjualan Beras Premium Palsu di Tumpang
-
Modus Operandi Licik! Gudang di Malang Jual Beras Bulog Jadi Premium
-
Hasil Pemilu 2024, Hanya ada 8 Perempuan Anggota DPRD Kabupaten Malang
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
BRI Pimpin Sindikasi Rp5,2 Triliun untuk SSMS, Perkuat Dukungan pada Sektor Agribisnis Nasional
-
BRI Sabet Penghargaan ASRA 2025 untuk Laporan Keberlanjutan Terbaik
-
BRI Hadirkan RVM di KOPLING 2025 Lewat Program Yok Kita Gas
-
Berpartisipasi dalam PRABU Expo 2025, BRI Perkuat Ekosistem Ekonomi Kerakyatan Modern
-
Polisi Periksa 3 Saksi Kasus Dugaan Perundungan Anak Perempuan di Kota Malang