Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Sabtu, 02 Juli 2022 | 10:07 WIB
Ilustrasi kasus pencabulan atau pemerkosaan. (Antara)

SuaraMalang.id - Pengasuh pondok pesantren di Banyuwangi berinisial FZ, terduga pelaku pencabulan santrinya kembali mangkir dari pemanggilan kepolisian setempat.

FZ dipanggil untuk menjalani pemeriksaan atas laporan yang dilakukan orangtua salah satu santri terkait kasus pencabulan tersebut. Sudah dua kali FZ mangkir dari pemanggilan penyidik Satreskrim Polresta Banyuwangi.

Sebelumnya, FZ dilaporkan telah melakukan pencabulan terhadap sejumlah santrinya. Kasus ini membetot perhatian publik mengingat posisi terduga pelaku sebagai tokoh agama.

Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi Kompol Agus Sobarna Praja mengatakan, sedianya pemeriksaan dijadwalkan pada Jumat (1/7/2022) pukul 09.00 WIB.

Baca Juga: Jalur Erek-erek Banyuwangi Belum Bisa Dilewati, Pembersihan Sisa Longsor Terkendala Cuaca

Namun ditunggu hingga petang terlapor masih belum menunjukkan tanda kehadiran.

"Sampai jam 17.00 WIB tadi kita belum mendapat konfirmasi apapun dari yang bersangkutan," katanya dikutip dari suarajatimpost.com jejaring media suara.com, Sabtu (02/07/2022).

Kembali mangkirnya terlapor, membuat polisi terpaksa harus mengambil tindakan tegas. Polisi secara resmi telah menerbitkan surat perintah penjemputan paksa.

"Sudah saya siapkan Tim dan sudah saya terbitkan suratnya. Ketika yang bersangkutan ada di tempat tentu akan langsung kita bawa. Semisal tidak ada tentu akan terus kita cari," tegasnya.

Kompol Agus mengatakan, dalam perkara ini status Fz sebenarnya masih terlapor.

Baca Juga: Pengasuh Ponpes Terduga Pelaku Pencabulan Enam Santri di Banyuwangi Mangkir Lagi, PolisiBersiap Jemput Paksa

Dalam surat pertama maupun kedua itu, penyidik hanya ingin meminta klarifikasi atas adanya laporan dugaan tindak asusila yang dilayangkan oleh 6 korban. Namun, ternyata FZ tetap mangkir.

"Saat ini statusnya masih sebagai saksi terlapor, tapi kita juga melihat dinamika yang ada, kita akan gelarkan sesegera mungkin untuk melihat bagaimana proses yang akan kita lakukan selanjutnya," jelasnya.

"Harapannya yang bersangkutan ini kopertif saja, hadapi proses hukum sesuai prosedur," imbuhnya.

Dalam kasus ini sendiri polisi telah menambah jumlah saksi yang diperiksa. Dari yang sebelumnya hanya 8 saksi kini sudah ada 16 yang diperiksa.

"Untuk jumlah korban masih tetap enam orang, namun untuk jumlah keseluruhan penyidik juga sudah melakukan pemeriksaan kepada saksi tambahan, sehingga, jumlah keseluruhan korban dan saksi ada 16 orang," kata dia.

Demi menjamin keamanan korban dan saksi, kepolisian pun telah meminta bantuan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Jakarta.

"Seluruh korban dan saksi mendapatkan perlindungan yang sama, agar semua tidak mendapatkan intimidasi dari terlapor atau pihak manapun," ujarnya.

Sebagai informasi, sebelumnya polisi telah melayangkan surat pemanggilan pada pimpinan ponpes berinsial Fz terlapor kasus pemerkosaan dan pencabulan yang dilakukan kepada 6 santri.

Pemanggilan pertama dijadwalkan pada Selasa 28 Juni 2022 dan pemanggilan kedua dijadwalkan pada Jumat 1 Juli 2022.

DPRD Lumajang Minta Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Laksanakan Program dan Kegiatan Nyata Tepat Sasaran
Dalam dua kali pemanggilan pria yang juga mantan anggota DPRD Banyuwangi itu mangkir.

Sebagi upaya untuk mengungkap kasus itu, polisi selanjutnya mengambil tindakan tegas dengan menerbitkan surat penjemputan paksa. Dengan harapan Fz dapat dikorek informasinya.

Load More