SuaraMalang.id - Pertengahan tahun ini para petani di Kabupaten Jember Jawa Timur ( Jatim ) bakal memasuki musim panen.
Namun, ternyata mereka tidak yakin kalau hasil panen mereka bakal maksimal. Bahkan mereka memprediksi musim panen tengah tahun ini bakal gagal.
Menurut Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jember, Jumantoro, ada beberapa faktor yang bakal membuat para petani gagal panen.
Mulai dari kondisi cuaca ekstrem, organisme pengganggu tumbuhan (OPT), dan persoalan pupuk subsidi yang belum mendapatkan solusi tepat hingga saat ini.
"Akibat Cuaca Ekstrem musim ini diperkirakan terjadi penurunan produksi padi 30-50 persen. Bahkan banyak petani diprediksi gagal panen," katanya dikutip dari suarajatimpost.com jejaring media suara.com, Rabu (29/06/2022).
Penyebab terjadinya gagal panen, lanjut Jumantara, dipengaruhi beberapa faktor.
"Mulai dari cuaca ekstrem, akibat OPT, juga dampak kebijakan pemerintah mengurangi jumlah pasokan pupuk subsidi," sebutnya.
Kata Jumantoro, untuk faktor penyebab gagalnya panen soal distribusi pupuk subsidi.
"Hingga saat ini, alur distribusi pupuk subsidi nya ruwet. Apalagi hal ini diperparah, dengan banyaknya gempuran pupuk Abal Abal yg meniru Pupuk non subsidi," ujar pria yang juga seorang petani asal Kecamatan Jelbuk ini.
Baca Juga: Tantri Kotak Bawakan Lagu Pelan-pelan Saja Versi Madura Tuai Pujian Warganet: Laon-laon Beih
Dengan kondisi pertanian yang menurutnya memprihatinkan itu. Kembali Jumantara mengungkapkan alasan beberapa waktu lalu menggelar aksi unjuk rasa di depan Pendapa Wahyawibawagraha.
"Untuk persoalan inilah, kami kemarin menggelar aksi unjuk rasa itu. Kita mendesak 5 poin tuntutan untuk presiden, yang kami titipkan kepada Bupati dan Wakil Bupati Jember," tegasnya.
Namun pasca aksi unjuk rasa yang digelar itu, Jumantara mengaku masih menunggu respon dari pemerintah pusat.
"Kami akan tunggu jawaban presiden ataupun pimpinan tertinggi di pemerintah pusat. Sampai kapan persoalan pertanian ini selesai," tegasnya.
Jika belum ada jawaban, Jumantara pun mengancam akan melakukan unjuk rasa lebih besar lagi.
"Contoh kembali ke persoalan pupuk, dikala pupuk subsidi dibatasi. Maka kita didesak memakai pupuk non subsidi," katanya.
Berita Terkait
-
Tantri Kotak Bawakan Lagu Pelan-pelan Saja Versi Madura Tuai Pujian Warganet: Laon-laon Beih
-
Menikmati Keindahan Panorama Alam di Gumuk Sepikul Jember
-
Beredar Video Perundungan di Jember, Korban Ampun-ampun Ditendang dan Dipukuli 2 Orang
-
Slamet Kabur saat Mau Diinterogasi Polisi Jember, Ternyata Bawa Ratusan Pucuk Mercon
-
Warga Jalan Hayam Wuruk Jember Bentangkan Spanduk Tolak Balap Liar
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Kapitalisasi Pasar Besar, BRI Sabet Penghargaan di Ajang Top 50 Emiten 2025
-
Malam Minggu Anti Bokek! Klaim DANA Kaget Sekarang Dan Banjir Rezeki
-
Rawon Lovers Merapat, Ini 5 Warung Rawon di Malang yang Murah, Enak, dan Legendaris
-
BRI Terus Memperluas Jangkauan Layanan Keuangan hingga ke Pelosok
-
Spesial Tanggal Kembar! DANA Kaget Hadir Jadi Penyelamat Checkout Kamu