Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Rabu, 30 Maret 2022 | 16:46 WIB
Ibu muda pembunuh bayinya saat digiring di Polres Jember [SuaraJatim/Adi Faizin]

SuaraMalang.id - FN (25 tahun) ibu muda pembunuh bayinya sendiri yang berusia 1 bulan ternyata berprofesi sebagai guru di Jember.

Seperti disampaikan Kapolres Jember Akbp Hery Purnomo dalam jumpa pers penetapan tersangka di Mapolres Jember pada Rabu (30/03/2022).

"Yang bersangkutan berprofesi sebagai guru PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Adapun sang suami bekerja sebagai petani," katanya di depan para wartawan.

Ia menjelaskan, FN melakukan pembunuhan dengan melemparkan bayinya ke dalam sumur yang ada di dalam rumahnya. Saat kejadian, suasana sedang sepi. "Suami sedang di sawah," ujar Kasatreskrim Polres Jember Komang Yogi Arya Wiguna menambahkan.

Baca Juga: Kasus Penganiayaan Pelajar SMP di Jember, Keluarga Korban Lapor Polisi

Sebelumnya, kasus pembunuhan bayi oleh ibunya ini terjadi pada Rabu (23/03/2022) lalu di Dusun Bregoh Desa Sumberrejo Kecamatan Ambulu Jember.

Kasus tersebut sempat diwarnai isu klenik yang beredar di masyarakat. Beredar kabar bahwa bayi berusia satu bulan tersebut diambil oleh gendruwo atau makhluk halus dalam kepercayaan masyarakat Jawa, saat sedang tidur dalam pelukan ibunya.

"Kepada keluarga dan para tetangga, sang ibu mengaku tidak tahu menahu saat bangun tidur, bayinya sudah tidak ada di kasur," kata warga sekitar yang enggan disebutkan namanya.

Saat pertama kali bayi ditemukan tewas di dalam sumur, Polsek Ambulu langsung melakukan penyelidikan ke lokasi kejadian. Namun upaya itu sempat dihalang-halangi dan ditolak oleh FN dan keluarganya.

Pasangan FN dan AM selama ini tinggal bersama keluarga besar dari suaminya di desa tersebut.

Menurut Hery, FN yang sudah menjadi tersangka tunggal mengaku selama ini kerap mendapatkan tekanan dari suaminya. Selain ejekan karena tidak bisa memberi ASI, juga karena ejekan ekonomi.

Baca Juga: Gegara Cegat dan Rampas Motor Orang, ODGJ di Jember Dikeroyok dan Dihajar Massa

"Dianggap menikahi suaminya karena faktor ekonomi," papar Hery menegaskan.

Kontributor : Adi Permana

Load More