Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Minggu, 31 Oktober 2021 | 16:10 WIB
Mantan Wali Kota Malang Mochammad Anton [Foto: Dokumentasi]

SuaraMalang.id - Mantan Wali Kota Malang Mochammad Anton kini mempunyai bisnis baru. Bisnisnya adalah kebun Durian yang terletak di Desa Petungsewu Kecamatan Dau Kabupaten Malang.

Dalam kebun tersebut, juga terdapat kafe bernama Abundancio yang sudah buka selama tiga minggu.

Abah Anton, sapaan akrabnya menjelaskan, kebun Durian ini sudah direncanakan sejak 10 tahun lalu atau tepatnya tahun 2011.

"Waktu itu saya punya lahan di sini 10 hektar. Tahun 98 waktu krismon (krisis moneter. Dulu terkenalnya kebun jeruk di sini dan waktu itu belum ada pikiran dibuat apa," kata dia, Minggu (31/10/2021).

Baca Juga: Tangis Triamah, Lansia yang Viral di Panti Malang, 3 Anaknya Emoh Urus Jenazah Kalau Mati

Pada tahun 2011, Abah. Anton mulai tertarik mengelola lahan itu. Bukan untuk dibuat menanam jeruk, tapi duren.

Temannya yang ahli pertanian dari Bogor diundang ke sana untuk mengecek apakah layak lahan itu buat menanam durian.

"Kata teman saya cocok. Karena di sini ketinggiannya di atas 750 meter dari permukaan laut. Dan bibitnya juga dari teman saya itu," tutur dia.

Dalam waktu 10 tahun lebih itu, Abah Anton bukan tanpa mengalami kegagalan. Kegagalan ada saat menanam durian.

Namun, karena hobi berkebun dan menanam buah-buahan dia belajar. Salah satu pembelajarannya adalah melalui Youtube.

Baca Juga: Nestapa Keluarga di Jember Ini 7 Bulan Tinggal di Reruntuhan Puing Akibat Gempa April Lalu

"Akun youtube kan banyak saya manfaatkan di situ. Bagaimana memupuk buah durian hingga pengelolaan durian itu gimana," tutur dia.

Akhirnya pada tahun 2020 pertengahan kebun durian yang dikelola Abah Anton sendiri membuahkan hasil.
Banyak orang mencari durian di kebunnya.

"Hingga akhirnya saya tertarik untuk mengembangkan kafe di tengah kebun supaya menambah daya tarik orang," kata dia.

Alhasil, kebun Abah Anton pun kini telah menjadi kebun sekaligus kafe. Pengunjung bisa memilih durian di sekitar lahan sendiri atau dipilihkan oleh Abah Anton.

"Bisa memilih sendiri menariknya langsung melihat metiknya bagaimana. Jadi fresh from the oven," imbuhnya.

Untuk harganya pun relatif murah mulai, yakni dari harga Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu.

"Dan rata-rata habis 500 buah per hari. Jadi membuahkan hasil selama 10 tahun saya berusaha di sini," tutur dia.

Alasan menanam durian di daerah Petungsewu sendiri, dia menjelaskan untuk menambah varian baru di desa tersebut.

Kebanyakan di desa tersebut memang warga menanam jeruk.

"Kalau saya selain saya hobi makan durian, saya juga ingin mengenalkan ke warga kalau durian makanan favorit semua lapisan ini bisa ditanam di sini," tutup dia.

Kontributor : Bob Bimantara Leander

Load More