SuaraMalang.id - Nenek Naghi jelas sudah tidak muda lagi. Umurnya saja sudah seabad. Jalannya bungkuk, kulit pun keriput.
Namun di usianya yang genap 100 tahun itu, Naghi masih menggeluti profesinya sehari-hari sebagai tukang pijat anak kecil. Tangannya terlihat masih luwes mengurut punggung bocah-bocah itu.
Meskipun namanya Naghi, tapi orang lebih akrab memanggilnya Mbah Haji Hamid. Ini setelah Ia pulang menjalankan ibadah haji.
Mbah Haji Hamid ini merupakan salah satu perempuan tua yang mampu bertahan hidup di tengah pandemi Covid-19.
Lahir pada Tahun 1921, Ia berprofesi sebagai tukang pijat anak kecil di kampungnya, Dusun Wonosroyo Timur Desa Lombok Kulon Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso Jawa Timur.
Kurang lebih sudah 70 tahun Nenek Naghi alias Mbah Haji Hamid menjadi tukang pijit. Sekarang ini Ia tinggal di rumah bersama putrinya bernama Muana.
"Saya menjalani profesi sebagai tukang pijat sudah hampir 70 tahun, sejak masih ada pemerintahan Jepang," katanya, seperti dikutip dari Suaraindonesia.co.id, jejaring media SuaraMalang.id, Senin (18/10/2021).
Ketika masih kuat dan muda dulu, sebenarnya Ia memijat tanpa memandang usia. Namun seiring berjalannya waktu karena faktor bertambahnya usia dan tenaganya mulai menurun, sekarang hanya sanggup memijat anak kecil dan balita saja.
"Saya berpengalaman dari berbagai macam jenis pijat, baik penyegaran, relaksasi atau penghilang capek-capek, penyembuhan keseleo, gangguan perut, memijat wanita hamil dan lainnya," ujarnya.
Baca Juga: Polisi Telusuri Dugaan Aktor Penyuruh di Balik Konten Hoaks YouTube Aktual TV
Saat awal pandemi Covid-19, Mbah Hamid mengaku pelanggannya sempat berkurang.
"Orang-orang kemarin masih takut dengan Covid-19. Sejak November 2020 sudah lumayan, pasien yang sering pijat mulai berdatangan lagi. Kemarin saat awal-awal Tahun 2020 seminggu kadang hanya dapat tiga orang," ujar Emba Haji Hamid.
Dalam melayani pasiennya, ibu 4 orang anak itu tak mematok tarif pada pasiennya. Namun rata-rata setiap pasiennya memberi upah Rp 10.000, kadang Rp 15.000 per orang.
Setiap harinya ia bisa memijat 9 sampai 15 orang anak kecil, terkadang bisa lebih. Pendapatannya dalam sehari bisa Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu, kadang pula bisa lebih.
Sudah banyak pasien anak kecil sembuh. Mbah Hamid bercerita, yang menjadi pasien pijatnya tidak hanya orang dari dalam kota atau Kabupaten Bondowoso saja. Namun juga ada dari luar kota, seperti dari Situbondo dan Jember.
Dari hasil memijitnya itu, Ia bahkan sampai bisa berangkat haji pada tahun 1960-an lalu. Ia juga bisa menabung dan membangun musala kecil di sebelah rumahnya.
Berita Terkait
-
Polisi Telusuri Dugaan Aktor Penyuruh di Balik Konten Hoaks YouTube Aktual TV
-
Penangkapan Direktur TV Swasta di Bondowoso Dugaan Hoaks, IJTI: Bukan Produk Jurnalistik
-
Gaduh Direktur TV Lokal Bondowoso Ditangkap Dalam Kasus Hoaks
-
Viral Kafe di Bondowoso Gelar Kerumunan Live Musik saat PPKM Level 3, Langgar Prokes Juga
-
PPKM Dilonggarkan, Okupansi Hotel di Bondowoso Masih Rendah
Terpopuler
- Satu Kata Misteri dari Pengacara Pratama Arhan Usai Sidang Cerai dengan Azizah Salsha
- 15 Titik Demo di Makassar Hari Ini: Tuntut Ganti Presiden, Korupsi CSR BI, Hingga Lingkungan
- 3 Negara yang Bisa Gantikan Kuwait untuk Jadi Lawan Timnas Indonesia di FIFA Matchday
- Liga Inggris Seret Nenek ke Meja Hukum: Kisah Warung Kopi & Denda Ratusan Juta yang Janggal
- Deretan Kontroversi yang Diduga Jadi Alasan Pratama Arhan Ceraikan Azizah Salsha
Pilihan
-
Danantara Tunjuk 'Ordal' Prabowo jadi Komisaris Utama PGN
-
Jangan Tertipu Tampilan Polosnya, Harga Sneaker Ini Bisa Beli Motor!
-
Tom Haye ke Persib, Calvin Verdonk Gabung ke Eks Klub Patrick Kluivert?
-
Alasan Federico Barba Terima Persib, Tolak Eks Klub Fabio Grosso
-
Siapa Federico Barba? Anak Emas Filippo Inzaghi yang Merapat ke Persib
Terkini
-
BRI Raih Kehati ESG Award 2025, Tegaskan Komitmen Jangka Panjang Keberlanjutan
-
Demi UMKM Naik Kelas, BRI Salurkan Pembiayaan Senilai Rp1.137,84 Triliun
-
Ratusan UMKM Meriahkan Festival Kuliner Kampoeng Tempo Doeloe, BRI Dukung Lewat QRIS dan BRImo
-
Kartu Debit Co-Branding BRI X INDODAX, Wujud Transformasi BRI dalam Keuangan Digital
-
Haluan Bali, Fashion Lokal dengan AR dan Sentuhan Tradisi yang Tembus Pasar Global