Tahun ini, setiap peserta akan membawa tema khusus yang telah ditentukan panitia agar pawai tidak sekadar menjadi hiburan, tetapi juga memiliki nilai edukasi bagi masyarakat.
"Kami ingin acara ini memberikan manfaat, tidak hanya sekadar ajang bersenang-senang. Oleh karena itu, ada aturan dan tata tertib yang harus dipatuhi oleh peserta," tambahnya.
Salah satu aturan yang ditegaskan panitia adalah larangan penggunaan sound system berkapasitas besar (sound horeg), yang sering menimbulkan gangguan selama acara berlangsung.
"Kami sudah menegaskan larangan penggunaan sound horeg. Harapannya, peserta yang dinaungi ketua RW bisa memahami aturan ini agar tidak mengganggu jalannya acara," tegas Arwanto.
Baca Juga:Nonton Sound Horeg Berujung Penjara, 2 Pria di Malang Benar-benar Tak Bisa Lihat Motor Nganggur
Dampak Positif untuk Masyarakat dan UMKM
Selain menjadi ajang pelestarian budaya, Pawai Budaya Tlogomas juga diharapkan berdampak positif bagi perekonomian warga, terutama bagi pelaku UMKM yang berjualan di sekitar lokasi kegiatan.
"Harapan kami, dengan keterlibatan masyarakat yang lebih luas, event ini bisa menjadi role model bagi acara serupa di tahun-tahun mendatang. Mulai dari persiapan, keterlibatan warga, hingga perputaran ekonomi," pungkas Arwanto.
Dengan persiapan yang matang dan dukungan dari berbagai pihak, Pawai Budaya Tlogomas 2025 diharapkan berlangsung meriah, tertib, dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat Kota Malang.
Kontributor : Elizabeth Yati
Baca Juga:Demi Sound Horeg Malang, Sanusi Siapkan Perbup Khusus