SuaraMalang.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang terus berupaya menjadikan kawasan Kayutangan sebagai pusat keramaian yang merata di seluruh zona, tidak hanya terfokus di wilayah selatan.
Pj Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan, menyampaikan bahwa pembahasan ini telah melibatkan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Malang untuk mengajukan desain yang ideal.
“Desain Kayutangan harus melibatkan seluruh wilayahnya, tidak hanya 800 meter saja, tetapi juga mencakup wilayah utara,” ujar Iwan pada Jumat (17/1/2025).
Ketua IAI Wilayah Malang, Armada Indra Permana, menyebut desain baru ini akan menjadi wajah baru Kayutangan dengan berbagai elemen yang diperbaiki.
Baca Juga:Wajah Baru Kayutangan Heritage: JPO Dibongkar, Trotoar Diperlebar
Salah satu usulan utama adalah menghilangkan parkir di sepanjang koridor Kayutangan dan memindahkannya ke kantong parkir khusus di zona satu atau zona dua.
“Yang paling terlihat nanti tidak ada parkir di sepanjang jalan, semua bersih dari parkir. Akan ada kantong parkir sendiri di beberapa zona,” jelas Armada.
Desain ini juga mencakup:
- Pelebaran trotoar agar lebih nyaman bagi pejalan kaki.
- Penambahan aksesibilitas untuk penyandang disabilitas.
- Penghapusan elemen yang tidak memiliki nilai sejarah seperti lori atau bilik telepon.
- Penyesuaian Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) agar tidak menghalangi visual kawasan bersejarah.
Fokus pada Kenyamanan dan Identitas Sejarah
Iwan Kurniawan menegaskan bahwa konsep ini disusun dengan masukan dari masyarakat dan dirancang oleh arsitek lokal.
Baca Juga:Investasi Malang Tembus Rp 2,3 Triliun, Lampaui Target 2 Kali Lipat
Rencananya, desain ini akan diselesaikan sebelum masa jabatannya berakhir dan diserahkan kepada wali kota terpilih untuk implementasi lebih lanjut.
“Ini adalah masukan dari masyarakat Malang sendiri. Saya berharap konsep ini dapat diterima dan dilanjutkan oleh pemerintahan berikutnya,” kata Iwan.
Armada menambahkan, desain baru ini tidak hanya meningkatkan kenyamanan pengunjung, tetapi juga memperkuat identitas sejarah kawasan Kayutangan sebagai ikon Kota Malang.
“Kayutangan akan menjadi kawasan berbasis sejarah yang ikonik, dengan elemen-elemen yang mencerminkan identitasnya,” pungkas Armada.
Pemkot Malang dan IAI berharap desain baru ini mampu menarik lebih banyak wisatawan sekaligus memberikan kenyamanan bagi masyarakat lokal.
Dengan perencanaan yang lebih matang, Kayutangan diharapkan menjadi pusat keramaian yang lebih merata dan mendukung perkembangan ekonomi daerah.
Kontributor : Elizabeth Yati