Enam Kecamatan di Jember Berpotensi Terdampak Gempa Megathrust, BPBD Siaga

Kami menyiagakan pos relawan dan desa tangguh bencana (destana) di seluruh Kabupaten Jember, ujar Penta.

Bernadette Sariyem
Jum'at, 16 Agustus 2024 | 22:10 WIB
Enam Kecamatan di Jember Berpotensi Terdampak Gempa Megathrust, BPBD Siaga
Ilustrasi - Gempa Megathrust.

SuaraMalang.id - Potensi gempa megathrust yang disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjadi perhatian serius di berbagai wilayah, termasuk Kabupaten Jember.

Meski waktu terjadinya gempa tersebut tidak dapat diprediksi, enam kecamatan di Jember diperkirakan berpotensi terdampak jika gempa megathrust benar-benar terjadi.

Kecamatan yang berada di pesisir pantai selatan Jember, yaitu Tempurejo, Ambulu, Wuluhan, Puger, Kencong, dan Gumukmas, menjadi wilayah yang paling rentan terkena dampak.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember telah mengambil langkah antisipasi untuk menghadapi kemungkinan bencana tersebut.

Baca Juga:Darurat! 20 Nyawa Melayang di Perlintasan Kereta Api Jember, Warga Diimbau Waspada

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember, Penta Satria, menyatakan bahwa berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, termasuk edukasi dan simulasi kebencanaan.

“Kami menyiagakan pos relawan dan desa tangguh bencana (destana) di seluruh Kabupaten Jember,” ujar Penta.

Selain itu, BPBD juga telah melakukan survei di pantai selatan untuk rencana penempatan alat pendeteksi tsunami atau early warning system (EWS).

Alat ini dilengkapi dengan CCTV dan solar cell, yang akan langsung terhubung dengan BMKG untuk mendeteksi perubahan muka laut yang dapat mengindikasikan tsunami.

Wilayah Jawa Timur seperti Pacitan, Trenggalek, dan Banyuwangi sudah diprediksi sebagai daerah yang paling mungkin terdampak gempa megathrust.

Baca Juga:Kasus Pencabulan Terbongkar, Gadis 15 Tahun di Jember Diketahui Hamil 8 Bulan

Meski Jember tidak termasuk dalam wilayah terdampak langsung, sejarah menunjukkan bahwa bencana tsunami pernah melanda Payangan pada tahun 1994, sehingga kesiapsiagaan tetap menjadi prioritas utama.

Dengan meningkatnya frekuensi gempa dalam beberapa hari terakhir, termasuk yang terjadi di Malang dan Bali, BPBD Jember terus meningkatkan koordinasi dan persiapan logistik untuk menghadapi potensi bencana yang mungkin terjadi.

Kontributor : Elizabeth Yati

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini