Survei UMM: Ganjar-Mahfud MD Unggul di Kawasan Arek, Tumbang di Madura

Pusat Studi Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) merilis survei yang dilakukan. Dalam survei tersebut juga dilakukan simulasi pemasangan Ganjar dengan Mahfud MD

Baehaqi Almutoif
Rabu, 18 Oktober 2023 | 15:55 WIB
Survei UMM: Ganjar-Mahfud MD Unggul di Kawasan Arek, Tumbang di Madura
Pemaparan hasil survei opini publik Jawa Timur oleh Pusat Studi Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang, Rabu (18/10/2023). [SuaraJatim/Aziz]

SuaraMalang.id - Pusat Studi Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) merilis survei yang dilakukan pada September 2023. Hasilnya, Mahfud MD menjadi sosok calon wakil presiden (cawapres) paling unggul elektabilitasnya di Jawa Timur.

Koordinator tim survei Pusat Studi Ilmu Politik UMM, Ruli Inayah Ramadhoan mengatakan, Mahfud MD menjadi cawapres favorit di Jatim dengan angka 19,4 persen, unggul atas Khofifah yang berada di urutan kedua (14,5 persen). Sedangkan, Muhaimin yang merupakan cawapres dari Anies Baswedan berada di urutan kelima (10,9 persen).

”Tadi pagi PDIP telah mengumumkan Mahfud MD sebagai pasangan cawapres mendampingi Ganjar. Nah, kami juga sudah membuat simulasi itu dan Mahfud merupakan tokoh yang sesuai survei kami paling tinggi dipilih responden di Jawa Timur,” kata Ruli, Rabu (18/10/2023).

Selain itu, dalam simulasi tiga pasangan capres-cawapres, Ganjar-Mahfud MD memimpin dengan 42,7 persen, lalu Prabowo-Khofifah meraih 36,3 persen, dan terakhir Anies-Muhaimin memperoleh 19,7 persen.

Baca Juga:Pendukung Ganjar Yakini Mahfud MD akan Rebut Suara Kaum Muslim di Bali Barat

Pasangan Ganjar-Mahfud MD berdasarkan wilayah aglomerasi kultural unggul di wilayah Arek dengan 48,8 persen dan Mataraman meraih 55 persen. Wilayah Tapal Kuda dan Pantura mereka berada di bawah Prabowo-Khofifah, sedangkan di Madura pasangan ini paling sedikit didukung, yakni sebesar 17,5 persen.

”Mahfud memang berasal dari Madura, tapi di daerah tersebut dikuasai Anies-Muhaimin dengan 47,5 persen, lalu Prabowo-Khofifah 35 persen. Di Madura memang ketika dilakukan survei cawapres, Muhaimin lebih tinggi ketimbang Mahfud,” jelas Ruli.

Ia menambahkan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto menjadi sosok calon presiden (capres) paling unggul elektabilitasnya menjelang Pemilihan umum (Pemilu) 2024. Ganjar unggul dalam simulasi tiga calon atas Prabowo dan Anies Baswedan. Sedangkan Prabowo menang apabila simulasi dilakukan terhadap dua calon atau head-to-head.

Tidak berbeda jauh dengan survei sebelumnya pada Juni 2023 lalu, Ganjar yang diusung PDIP dan PPP memimpin dengan 42,8 persen atau naik 0,5 persen ketimbang survei Juni 2023. Itu terjadi saat simulasi tren pilihan tiga calon presiden (capres).

Namun, ketika diadu dalam simulasi dua calon atau head-to-head, Prabowo berbalik unggul dengan angka 50,7 persen atas Ganjar yang memperoleh 47,4 persen.

Baca Juga:Mahfud MD Ngaku Jadi Cawapres Ganjar Tak Keluar Uang

”Jadi, bisa dibilang, saat putaran kedua apabila bertemu, maka Prabowo lebih unggul atas Ganjar di Jatim,” katanya.

Survei dilakukan Pusat Studi Ilmu Politik UMM di Jawa Timur dengan responden sebanyak 1.000 orang. Semuanya tersebar secara proporsional pada 100 kelurahan atau desa di 36 kota/kabupaten di Jatim.

”Pada survei yang pertama dengan responden 800 orang, kali ini dengan responden lebih banyak, yakni 1.000 orang. Survei kami lakukan selama September 2023 dengan sampling error kurang lebih 3,1 persen,” kata dosen Hubungan Internasional UMM tersebut.

Berdasarkan data survei, meningkatnya angka dukungan responden kepada pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang merupakan pasangan paling awal deklarasi capres-cawapres, menggerus angka Prabowo. Meski tetap tertinggal di urutan ketiga, tapi Anies mengalami kenaikan 9,1 persen, dari 10,4 persen pada survei Juli 2023 menjadi 19,5 persen pada September 2023.

Apabila digali lebih detail menggunakan wilayah aglomerasi kultural, maka Ganjar unggul di wilayah Mataraman (54,6 persen) dan Arek (47,9 persen). Kemudian, Prabowo unggul di Tapal Kuda (47,6 persen) dan Pantura (41,5 persen). Sedangkan, Anies unggul di Madura (47,5 persen).

”Ganjar populer di kalangan santri dengan 38,8 persen memilih kader PDIP tersebut. Namun, di kalangan non-santri, Ganjar pun kembali unggul dengan 43,3 persen,” terang Ruli.

Memilah sisi usia, ternyata Baby Boomers (59-85 tahun) dan Gen-Z (17-26 tahun) paling banyak memilih Prabowo dengan angka 41,3 persen dan 45,6 persen. Sementara itu, Gen X (43-58 tahun) dan Gen Y (27-42 tahun) mendominasi pemilih Ganjar dengan 44 persen dan 43,6 persen.

”Mayoritas responden kami sebanyak 75,8 persen berafiliasi dengan ormas NU. Kemudian Muhammadiyah 3,2 persen, non-afiliasi 20,1 persen, sisanya beberapa ormas lain rata-rata nol koma sekian persen. Dan, dari data itu, responden yang berafiliasi NU dan Muhammadiyah cenderung memilih Ganjar Pranowo,” kata Ruli.

Sesuai dengan data yang didapatkan di lapangan, 41,6 persen responden yang berafiliasi dengan NU cenderung memilih Ganjar. Prabowo pada urutan kedua dengan 39,3 persen, lalu Anies di posisi ketiga dengan 18,2 persen.

Untuk pemilih Muhammadiyah, selisihnya sangat tipis. Ketat di antara ketiga calon. Ganjar memimpin dengan 34,4 persen, lalu Prabowo dan Anies berimbang dengan sama-sama 31,3 persen.

Lembaga ini juga melakukan survei untuk mengetahui seberapa besar daya endorse Presiden Joko Widodo terhadap pasangan capres-cawapres.

”Masyarakat di Jatim menilai arahan Jokowi tidak memengaruhi mereka. Sama halnya dengan pilihan Parpol juga tidak benar-benar sejalan dengan pilihan masyarakat Jatim akan pasangan capres-cawapres,” kata Ruli.

Berdasarkan survei, sebanyak 53,9 persen responden menyatakan, arahan atau dukungan dari Jokowi tidak berpengaruh. Bahkan, ada 9 persen yang menyatakan sama sekali tidak terpengaruh. Sedangkan yang menilai berpengaruh berada di angka 28 persen.

Ruli menegaskan survei ini adalah penelitian ilmiah independen yang didanai secara mandiri oleh UMM.

Rektor UMM Prof. Fauzan mengatakan UMM memiliki tanggung jawab moral untuk mengedukasi, khususnya bidang perpolitikan kepada masyarakat. Selain itu, hasil survei ini bisa jadi komoditas dan langkah strategis para calon legislatif, khususnya di Jawa Timur.

Fauzan menegaskan survei tersebut tidak ada unsur kepentingan tertentu. "Tidak memiliki kepentingan apapun selain kepentingan edukasi, semata disampaikan untuk mengedukasi. Survei ini akan dilakukan terus sesuai intensitas suhu (perpolitikan) yang berkembang," kata Fauzan.

Kontributor : Aziz Ramadani

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini