SuaraMalang.id - Regina Phoenix, selebgram dan dancer terkenal asal Indonesia, belakangan ini menjadi perbincangan hangat netizen, baik dalam maupun luar negeri. Alasannya? Karena banyak yang menganggap Regina Phoenix mirip dengan idola Kpop asal Thailand, Lisa BLACKPINK.
Sebagai seorang penari, Regina sering membagikan video cover menarinya. Dia bahkan beberapa kali menari dengan iringan lagu Lisa BLACKPINK dan lagu-lagu populer lainnya.
Namun, video klip Regina Phoenix yang sedang menari Pargoy benar-benar mencuri perhatian, hingga membuatnya viral.
“Jadi gara-garanya aku cover itu yang Pargoy gitu viral banget, ada pokoknya ‘Lisa pargoy Lisa Pargoy’, terus orang-orang dari luar negeri jadi pada komen-komen kan,” ujar Regina Phoenix, dalam wawancara dengan YouTube TALKPOD, dikutip hari Kamis (10/8/2023).
Baca Juga:Lisensi Lagu Barunya Terungkap, Jennie BLACKPINK Bakal Comeback Solo?
Tak hanya di Indonesia, video Pargoy Regina Phoenix juga mendapat respons sambutan dari netizen berbagai negara.
"Ada Arab, Singapur, kata-katanya udah keriting-keriting semua gua enggak ngerti ya," lanjut Regina.
Namun, tak semua komentar yang diterimanya positif. Ada juga yang menyatakan bahwa Regina Phoenix sama sekali tidak mirip dengan Lisa BLACKPINK. Meski demikian, Regina memilih untuk melihat segala sesuatu dari sisi positif.
“Mulai dari situ kaya pas aku buat konten lagi segala macem ada yang kaya ‘mirip Lisa mirip Lisa’ segala macem. Tapi ada juga yang kaya ‘apaan sih kaga mirip’," ungkap Regina Phoenix.
Dengan bijaksana, Regina menyikapi komentar-komentar tersebut dengan lapang dada. "Tapi ya kita ambil yang baik-baiknya aja. Aminin aja kalau mirip Lisa,” pungkasnya.
Baca Juga:Segera Rilis Album Solo, Lirik Lagu V BTS Berisi tentang Jennie BLACKPINK?
Regina Phoenix dengan cepat menjadi salah satu nama yang dikenal dalam dunia hiburan, dengan penggemar yang terus bertambah berkat bakatnya dalam menari dan penampilannya yang carismatik.
Meskipun perbandingan dengan Lisa BLACKPINK adalah topik yang kontroversial, Regina memandangnya sebagai bentuk pengakuan dan motivasi untuk terus berkembang.
Kontributor : Elizabeth Yati