Kemarin Masih Update Tragedi Kanjuruhan, Mulai dari Rencana Renovasi Stadion sampai Kisah Pilu Aremania Probolinggo

Tragedi Kanjuruhan Malang masih ramai dan menjadi sorotan publi kemarin, Kamis (03/10/2022).

Muhammad Taufiq
Jum'at, 14 Oktober 2022 | 08:35 WIB
Kemarin Masih Update Tragedi Kanjuruhan, Mulai dari Rencana Renovasi Stadion sampai Kisah Pilu Aremania Probolinggo
Stadion Kanjuruhan, markas Arema FC di Kepanjen, Kabupaten Malang, Kamis (13/10/2022). [Suara.com/Aziz Ramadani]

Dijelaskannya, ada seorang polisi berseragam telah mendatangi rumah salah satu keluarga korban Tragedi Kanjuruhan dan meminta agar tidak menempuh jalur hukum terkait peristiwa memilukan pada 1 Oktober 2022 lalu tersebut.

"Buat kami itu adalah bentuk intimidasi, Federasi KontraS mendesak Polri menghentikan hal itu," tegasnya.

4. Kompolnas sebut penyidikan Tragedi Kanjuruhan terus maju

Ketua Harian Komisi Nasional Kepolisian (Kompolnas) Benny Mamoto mengatakan, bahwa proses penyidikan tragedi Kanjuruhan terus menunjukkan kemajuan signifikan. Terkini, polisi dan kejaksaan melakukan pendalaman kasus di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang.

Baca Juga:PSSI Buka Posko Trauma Healing Tragedi Kanjuruhan Senin Pekan Depan di Malang

Benny menjelaskan, Kompolnas datang ke Stadion Kanjuruhan untuk mengawal proses pendalaman penyidikan.

"Kami hadir untuk supervisi jalannya penyidikan yang dilakukan. Kami lihat kemajuannya cukup signifikan, hadir Inafis Polri dan kejaksaan melihat supaya nanti menyamakan persepsi lebih mudah," ujarnya, Kamis (13/10/2022).

"Mudah-mudahan cepat lah (penyidikan tuntas)," imbuh dia.

5. Gas air mata polisi memicu kematian

Berdasarkan kesimpulan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), penggunaan gas air mata menimbulkan kepanikan dan konsentrasi massa di pintu keluar, sehingga berakhir dengan kematian. Kesimpulan itu disampaikan oleh Ketua LPSK Hasto Atmojo.

Baca Juga:Mahfud MD Nyatakan Tugas TGIPF Tragedi Kanjuruhan Rampung, Laporan Lengkap Diberikan ke Presiden Jumat Siang

“Penggunaan gas air mata telah menimbulkan kepanikan dan konsentrasi massa di pintu keluar, menyebabkan kurang oksigen, sesak napas, lemas, hingga berakhir kematian. Bahkan, kematian ini juga ada ditimbulkan karena terinjak-injak oleh penonton yang lain,” kata Hasto dalam Konferensi Pers LPSK terkait Tragedi Kanjuruhan Malang, disiarkan di kanal YouTube infolpsk, dipantau dari Jakarta, Kamis.

Hasto mengungkapkan bahwa penyelenggara tidak melaksanakan simulasi pengamanan pra pertandingan, sehingga patut diduga penyelenggara tidak siap menghadapi situasi yang terjadi pada 1 Oktober 2022 tersebut.

“Kedua, penyelenggara pertandingan tidak mematuhi peraturan PSSI Pasal 21 dan Pasal 22, ketiga, aparat keamanan tidak mematuhi peraturan FIFA Pasal 19,” ucap Hasto.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini