SuaraMalang.id - Kengerian dan mencekamnya peristiwa yang terjadi di Pintu 13 Stadion Kanjuruhan tampaknya akan terus melekat pada Tragedi Kanjuruhan. Tak hanya penyintas, pedagang yang berjualan di luar stadion sekitar Gate 13, juga menjadi saksi mencekamnya malam jahanam usai gas air mata ditembakan ke arah tribun penonton.
FATHUR Rohman dan Anis Faizah, pasangan suami-istri pemilik warkop 74, yang lokasinya hanya berjarak enam meter dari Gate 13 Stadion Kanjuruhan Kepanjen Malang, merasakan hal yang tak biasa di area kedainya jelang pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10/2022).
Sekira Jumat (30/9/2022) siang, kondisi area warkop miliknya sangat sepi. Kondisi tersebut tidak seperti hari-hari sebelumnya. Bahkan, hampir tak ada pengunjung dan pembeli di kedai miliknya, padahal jika tim berjuluk Singo Edan akan berlaga, dipastikan banyak suporter yang lalu-lalang di sekitar warkopnya.
Tak hanya itu, keanehan juga dirasakan pasutri tersebut tepat pada Sabtu (1/10/2022) saat Aremania yang akan masuk ke Gate 13 terlihat lebih tertib dibanding pertandingan kandang biasanya.
Baca Juga:Kengerian di Pintu 13 Oleh Sulastri: Sang Suami Berkorban Demi Cucu (Part 2)
"Biasanya saat masuk, suporter teriak karena mungkin kurang sabar. Tapi saat itu mereka sangat tertib," jelas Fathur Rohman, sambil mengingat kejadian-kejadian menjelang Tragedi Kanjuruhan pada Rabu (5/10/2022) malam.
Saat itu, Fathur berpikir sejenak, jika Aremania kurang tertarik dengan pertandingan itu, padahal melawan musuh bebuyutannya di lapangan hijau, yakni Persebaya. Fathur sendiri juga merasakan suasana lebih tenang dan sejuk di Stadion Kanjuruhan.
Seperti biasa, beberapa Aremania-Aremanita juga menitipkan beberapa barang seperti tas, korek, dan juga botol parfum, karena di dalam stadion tidak diperbolehkan membawa barang-barang tersebut.
Pun saat pertandingan derbi Jawa Timur dimulai, Fathur memilih menonton pertandingan melalui siaran livestreaming di ponselnya, sembari menunggu kedai dan ditemani oleh istrinya di dalam kedai.
Keseruan pertandingan tersebut pun berakhir kekecewaan bagi Fathur, lantaran tim kesayangannya harus kalah dengan seteru abadinya, yakni tim berjuluk Bajol Ijo dengan skor tipis 2-3.
Tak lama usai peluit panjang, penanda pertandingan selesai, pasutri ini terkejut dengan suara letusan berkali-kali dari dalam stadion. Keduanya mengira itu suara petasan.
"Kalah kok nyumet mercon (kalah kok nyalahin petasan)," celetuk Anis.
Sekira 15 menit berselang, pasangan ini pun merasakan perih di matanya hampir di waktu yang berbarengan. Disusul dengan teriakan yang mereka dengar tak jauh dari warungnya, yang tak jauh dari Gate atau Pintu 13.
![Sejumlah sepatu menjadi saksi bisu di salah satu Gate Stasiun Kanjuruhan, Kepanjen, Malang ditaburi bunga oleh warga yang berdoa pada Selasa (4/10/2022). [Suara.com/DImas Angga Perkasa]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/10/04/17802-sejumlah-sepatu-menjadi-saksi-bisu-di-salah-satu-gate-stasiun-kanjuruhan-malang.jpg)
Fathur yang mendengarkan teriakan-teriakan tersebut pun langsung mengecek sumber suara teriakan.
Ternyata di Gate 13 tampak ratusan suporter Aremania-Aremanita menggebrak-gebrak pintu gerbang 13 dan asap terlihat mengepul di bagian ventilasi yang bersebelahan dengan pintu gerbang tribun 13.
Karena di dalam semakin sesak, para suporter memukul ventilasi hingga jebol. Fathur mencoba membantu sebisa mungkin suporter yang merangkak naik dan keluar dari ventilasi yang sudah rusak tersebut. Bahkan perlengkapan berdagangnya juga menjadi alat untuk membantu mengeluarkan para suporter yang terjebak di dalam Gate 13.