PKKMB FISIP Universitas Brawijaya Menyerukan Antiradikalisme

Masa Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) mengusung antiradikalisme.

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Sabtu, 20 Agustus 2022 | 22:32 WIB
PKKMB FISIP Universitas Brawijaya Menyerukan Antiradikalisme
Salah satu mahasiswa baru membentangkan poster tolak radikalisme dalam kegiatan PKKMB di FISIP Universitas Brawijaya, Malang. [Humas Universitas Brawijaya]

SuaraMalang.id - Masa Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) dipastikan tanpa adanya praktik-praktik perpeloncoan.

Bahkan, kegiatan PKKMB 2022 dirancang lebih edukatif, dan mengampanye antiradikalisme dan intoleran.

Seperti diketahui, Densus 88 Antiteror menangkap seorang mahasiswa FISIP UB Malang, pada Mei lalu.

“Ketika kita tahu ada mahasiswa kita yang ditangkap Densus 88, saya sampaikan bagaimana kalau kita lakukan aktivitas yang berkaitan dengan antiradikalisme. Kita berikan kepada mahasiswa materi-materi seperti intoleran itu bagaimana,” ujar Dekan FISIP UB, Sholih Muadi, mengutip dari Satukanal.com jejaring Suara.com, Sabtu (20/8/2022).

Baca Juga:Mahasiswa Universitas Brawijaya Ubah Cangkang Kerang Jadi Detergen Ramah Lingkungan

Setelah melakukan kerja sama dengan Densus 88, upaya-upaya pencegahan tersebut juga dilakukan melalui program student day, yang direncanakan akan dilakukan pada setiap hari Sabtu bagi mahasiswa baru.

Bukan hanya terkait deradikalisasi, mahasiswa nantinya akan mendapatkan pemahaman mengenai kehidupan bernegara dan moralitas.

“Nanti ada student day setiap hari Sabtu, dan materinya bukan hanya deradikalisme tapi juga materi lain mengenai pengetahuan yang berkaitan dengan masalah bagaimana kita bernegara, bagaimana melaksanakan aktivitas yang mengedepankan moralitas. Jadi kampus itu memang bebas tapi tetap terkontrol,” bebernya.

Wakil Dekan III FISIP UB, Bambang Dwi Prasetyo mengungkapkan, bahwa sebisa mungkin masa PKKMB ini bebas dari praktik perpeloncoan.

Menurutnya, kekerasan maupun perpeloncoan tidak dibutuhkan oleh kampus yang memiliki basis keilmuan dan penalaran.

Baca Juga:Sorotan: Viral Penjual Jajanan di Universitas Brawijaya Malang hingga Arema FC Minta Suporter Setop Aksi Merugikan Klub

“Kegiatan PKKMB sejauh mungkin harus lebih mengarah pada pengembangan intelektualitas, seni, dan penalaran. Jadi yang sifatnya kekerasan kalau bisa dihindari, karena tidak diperlukan di kampus. Kita adalah perguruan tinggi yang basicnya scientist, pengetahuan, sehingga tidak ada kekerasan,” serunya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini