SuaraMalang.id - Kasus kekerasan seksual di Kota Pasuruan Jawa Timur ( Jatim ) naik 42 persen sejak Juli 2021 hingga Juli 2022 ini.
Hal ini disampaikan Kasat Reskrim Polresta Pasuruan AKP Bima Sakti. Walaupun kasus pencabulan naik, kata dia, kasus persetubuhannya turun sebanyak 50 persen.
Menurut data PPTA, Ia melanjutkan, untuk kasus persetubuhan anak tahun 2021 sebanyak 8 kasus, sedangkan 2022 cuman 4 kasus.
"Kalau kasus pencabulan anakpada tahun 2021 hanya 4 kasus saat ini mencapai 7 kasus," katanya dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com, Jumat (05/08/2022).
Baca Juga:Kisah Ayah di Pasuruan Nekat Curi Susu di Minimarket Buat Anaknya yang Lapar Berakhir Damai
Guna meminimalisir kasus kekerasan anak dan perempuan yang semakin naik, Polres Pasuruan bersama Pemkot dan DPRD Kota Pasuruan membentuk Satgas PPA.
Satgas itu nantinya akan membantu korban tindak kekerasan, melingkupi anak dan perempuan. Hal ini disampaikan langsung oleh Kapolresta Pasuruan AKBP Raden Muhammad Jauhari setelah memaparkan program satgas PPA.
Jauhari mengatakan bahwa program ini akan menurunkan angka kekerasan di wilayah Kota Pasuruan.
"Progran ini guna mengantisipasi seluruh tindakan pidana kekerasan di Kota Pasuruan. Mulai dari kekerasan rumah tangga hingga pencabulan terhadap anak," kata Jauhari menambahkan.
Jauhari juga mengatakan bahwa masyarakat tidak perlu takut untuk melaporkan ke polisi. Polresta Pasuruan juga memberikan layanan secara online sehingga lebih mudah terhadap masyarakat yang ingin melapor.
Baca Juga:Tukang Sapu Jalan di Pasuruan Curi Susu Demi Anak
Masyarakat bisa melaporkan kasus kekerasan ini di nomor 0812-3386-4606. Jika pihak kepolisian mendapati laporan terhadap tindak kekerasan akan segera ditindak lanjuti.
"Kasus kekerasan anak dan perempuan ini sendiri mengalami peningkatan di seluruh Jawa Timur. Sehingga kami berinisiatif membentuk satgas PPA di wilayah Kota Pasuruan," ujarnya.