SuaraMalang.id - Ritual Seblang yang dilakukan masyarakat Suku Osing terus lestari di Banyuwangi. Ritual ini dilaksanakan turun temurun dan dipercaya sebagai tolak bala, agar desa tetap aman dan jauh dari mara bahaya.
Ritual Seblang hanya bisa ditemui di dua desa, yakni Desa Bakungan dan Desa Olehsari, Kecamatan Glagah.
Meski begitu, terdapat perbedaan antara kedua ritual adat Seblang ini.
Desa Olehsari menyelenggarakan seblang, seminggu usai Hari Raya Idul Fitri, sedangkan Desa Bakungan biasa menyelenggarakan seblang, seminggu setelah Hari Raya Idul Adha.
Baca Juga:Kisah Susi Susanti Sang Penari Seblang Tradisi Selamatan Warga Banyuwangi
Selain berbeda waktu, pementasan tari seblang di dua desa juga memiliki perbedaan dari segi penari. Desa Olehsari mengharuskan penari seblang seorang perempuan yang masih perawan. Adapun Desa Bakungan mengharuskan penarinya seorang perempuan yang sudah manupouse.
Namun, keduanya memiliki kesamaan, yaitu sama-sama ditarikan selama tujuh hari berturut-turut dalam kondisi sang penari tidak sadarkan diri dan dirasuki oleh roh leluhur. Para penari dipilih melalui ritual yang biasa disebut Gambuh atau juga dikenal sebagai pawang. Adapun penari harus dipilih dari keturunan penari seblang sebelumnya.
Dari segi busana, penari Seblang di Olehsari dan Bakungan memiliki sedikit perbedaan. Khususnya pada bagian mahkota atau dalam Bahasa Osing disebut omprog.
Pada penari Seblang di Desa Olehsari, omprog biasanya terbuat dari suwiran pelepah pisang.
Sementara pada penari Seblang di Bakungan, omprog yang dipakai terbuat dari suwiran kain kafan dan dihiasi bunga segar yang diambil dari kebun atau area sekitar pemakaman,
Baca Juga:Pengakuan Mistis Penari Seblang di Banyuwangi Bertemu Nyi Roro Kidul hingga Naik Kereta Kencana
Rangkaian acara ritual adat tari seblang Bakungan akan dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut, mulai tanggal 16 hingga 18 Juli 2022.
Ketua panitia kegiatan ritual adat tari seblang Bakungan, Lukman Hakim saat ditemui di Balaidesa Bakungan menjelaskan bahwa rangkaian acara pada hari pertama akan diisi dengan bazar usaha mikro kecil menengah (UMKM) asli warga desa setempat. hari kedua diisi dengan pertunjukan tari Seblang, dan hari ketiga di isi bazar UMKM serta akan diadakan pentas seni.
Lukman menyampaikan bahwa bazar yang akan dilaksanakan selama rangkaian ritual adat tari seblang, selain untuk menarik minat pengunjung, dipergunakan pula untuk membantu meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Bakungan.
"UMKM di Bakungan seperti usaha kain batik, souvenir, kuliner tradisional akan hadir dalam acara ritual adat ini, semoga ini dapat meningkatkan perekonomian warga," harapnya, Jumat, (15/7/2022).
Pada hari kedua, tepatnya Minggu, 17 Juli 2022 esok, akan menjadi puncak dari rangkaian ritual adat Seblang Bakungan. Terdapat beberapa aktivitas seperti ziarah makam leluhur, selamatan, ider bumi, tari seblang, hingga kirab. Namun kegiatan pada hari puncak biasanya akan diawali dengan prosesi ziarah ke makam leluhur, lalu dilanjutkan dengan selamatan desa.
Setelah selamatan dan makan bersama, rangkaian ritual dilanjutkan dengan ider bumi atau keliling desa. Dalam ider bumi ini, para laki-laki akan membawa obor, sedangkan listrik dipadamkan guna menciptakan suasana yang semakin sakral. Dalam sela- sela ider bumi, disetiap sudut desa akan dilakukan pembacaan doa keselamatan.
Setelah itu, dimulailah pementasan tari seblang yang dibuka oleh gambuh. Penari seblang sudah dirias dan siap untuk menjalankan tugas. Uniknya, penari Seblang di Bakungan akan diolesi atal, tepung dari batu halus berwarna kuning di sekujur tubuh dan wajahnya.
Setelah siap, dengan iringan dari nyanyian para wanita setempat. Mata penari akan ditutupi dengan kedua tangan sesepuh desa ketika menuju area pertunjukan. Saat itu pula, penari dibekali tempeh atau nampan bambu yang berbentuk bulat.
Sambil membaca mantra dan memanggil nama leluhur yang dipercaya sebagai penjaga desa gambuh mengasapi sang penari dengan dupa. Setelah sang penari kesurupan alias tak sadarkan diri (kejiman dalam istilah lokal) tampah yang dipegang penari akan terjatuh, hal itu lah yang menjadi tanda dimulainya pertunjukan Seblang.
Penari seblang yang sudah kejiman tadi menari dengan gerakan monoton, mata terpejam, dan mengikuti arah sang gambuh, serta irama gending yang dimainkan. Kadang juga berkeliling desa sambil menari, penampilan inipun mirip seperti adegan Ayu menari untuk Badarawuhi dalam film KKN di Desa Penari yang viral baru-baru ini.
Dalam pertengahan pertunjukan, si seblang akan melempar selendang ke arah penonton. Siapapun penerima selendang tersebut harus mau menemani si seblang untuk menari bersama didepan. Jika penerima selendang tidak mau dan menolak, maka dia akan dikejar-kejar oleh seblang sampai mau menari.
Di sesi akhir tarian, penari akan membagikan bunga yang ditancapkan pada lidi, yakni Kembang Dermo yang dianggap dapat mendatangkan kemakmuran.
Bagi masyarakat asli Suku Osing, ritual seblang merupakan wujud syukur atas keberhasilan dalam masa panen raya. Sementara itu, tari Seblang ini juga diyakini sebagai wujud pantulan kekuatan bawah sadar yang lahir dari rasa takut dan hormat terhadap kekuatan di luar manusia.
Seblang memiliki filosofi menghilangkan pengaruh buruk. Karena itu, Gerakan tangan yang dilakukan oleh penari seperti membuang tangan ke kanan dan ke kiri. Karena, seblang ini menurut bahasa Osing merupakan singkatan dari Sebele Ilang (hilang sialnya), sehingga gambaran mengusir semua hal yang tidak menyenangkan seperti penyakit dan bala-bala agar hilang serta digantikan dengan kemakmuran.