SuaraMalang.id - Probolinggo digemparkan isu santet. Setelah Paiton, kekinian merebak di Pulau Gili Ketapang.
Akibatnya, Kepolisian Resor Probolinggo Kota turun tangan meredam isu santet. Sebab, warga di Gili Ketapang ramai-ramai mengusir pasangan suami istri (pasutri) yang dituduh melakukan santet ke tetangganya hingga meninggal.
"Agar tidak semakin meluas, pasutri tersebut dievakuasi keluar Pulau Gili. Setelah tiba di Pelabuhan Tanjung Tembaga, pasutri tersebut kami jemput untuk dibawa ke Polsek Sumberasih," kata Kapolres Probolinggo Kota AKBP Wadi Sa'bani di kota setempat, Jumat (10/6/2022).
Warga desa di Pulau Gili Ketapang digegerkan dengan adanya rumor santet yang berujung dengan pengusiran pasutri yang diduga memiliki ilmu santet dari Pulau Gili Ketapang pada Kamis (9/6) malam.
Baca Juga:Iqlima Kim Sudah Sembuh dari Santet, Siap Hadapi Hotman Paris dalam Sidang
Polsek Sumberasih bersama dengan tiga pilar Pulau Gili sudah turun untuk melaksanakan mediasi guna mencari akar dari permasalahan isu santet tersebut, diharapkan permasalahan itu bisa selesai.
"Sebenarnya akar permasalahan itu berawal dari 3 bulan yang lalu, yakni ketika tetangga rumah pasutri ada yang meninggal," tuturnya.
Kemudian pasutri itu mengira tetangganya terkena ilmu santet. Namun, warga justru menuduh pasutri itu memiliki ilmu santet yang menyebabkan tetangganya meninggal sehingga mengusirnya dari Pulau Gili Ketapang.
"Setelah diperiksa intensif, pasutri itu terbukti tidak memiliki ilmu santet sehingga sudah dipulangkan ke rumahnya di Muneng Kidul untuk sementara," katanya.
Ia menjelaskan pihaknya akan maksimalkan peran kapolsek bersama dengan Bhabinkamtibmas untuk memberikan edukasi kepada warga agar permasalahan rumor santet tidak membesar kembali.
Baca Juga:Warga Pulau Gili Probolinggo Mengusir Suami Istri Diduga Miliki Ilmu Santet
"Bhabinkamtibmas bersama tiga pilar secara rutin akan melaksanakan mediasi di Pulau Gili Ketapang untuk mencari solusi terbaik dari permasalahan itu," ujarnya.
Sebelumnya, isu santet juga terjadi di Desa Alas Tengah, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, yang mengakibatkan pasutri dianiaya hingga rumahnya dirusak dengan cara dilempari batu hingga dibakar oleh massa di desa setempat. (Antara)