SuaraMalang.id - Perihal viralnya kericuhan pertandingan NZR Sumbersari melawan Farmel, yang mengejar dan memukuli wasit. Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jawa Timur (Jatim) angkat bicara.
Pasca-tersebarnya video tersebut, melalui Sekretaris Asprov PSSI Jatim, Dyan Puspito Rini mengatakan jika panitia lokal Liga 3 Nasional, bertanggung jawab langsung ke PSSI pusat.
"Jadi kalau laporan resmi ke Asprov PSSI Jatim itu tidak ada, belum ada. Tapi kita memang sudah minta baik, karena secara yuridiksi lokasi memang ini di bawah Asprov," ujarnya.
"Tapi semua penyelenggaraan tanggung jawab langsung ke (PSSI) pusat, jadi panitia ini tidak berkewajiban langsung ke Asprov, baik masalah ini, maupun kemarin masalah positif Covid gitu ya," ujar perempuan yang disapa Ririn, Kamis (10/2/2022).
Meski begitu, Asprov PSSI Jatim juga meminta Panlok berkirim surat sebagai laporan atas pertandingan tersebut.
"Tetapi kami bersurat sendiri perihal masalah Covid ke panitia lokal seperti Kediri, Gresik, Malang dan Sidoarjo. Itu baru yang positif baru mereka kirim. Kalau yang terkait (kericuhan) ini, kami belum dilapori secara khusus, karena sistem seperti match kom, PP-nya semua itu laporannya ke PSSI pusat," terangnya.
Asprov PSSI Jatim saat ini sudah mendapat bocoran, adanya perpindahan lokasi pertandingan, karena adanya izin pertandingan yang dicabut pasca-kejadian kericuhan yang viral di media sosial.
"Tapi yang jelas yang aku tahu, sore hingga tadi pagi ini kita ngurus perpindahan lokasi, karena kita tidak bisa main di tempat itu, dihentikan, izinnya dicabut, itu yang kita tahu, lagi-lagi kita tidak secara resmi kita dengar, dan pagi hari ini kita minta secara resmi ke panitia apa yang terjadi sebenarnya, dan itu belum kita dapatkan," ungkap Ririn.
Menurutnya, Ririn menambahkan, jika judge yang dilakukan oleh netizen maupun khalayak banyak, hanya asumsi semata, dan belum mengetahui kenyataan sebenarnya, sebelum turun tangannya Komisi Disiplin PSSI.
Baca Juga:Ricuh Pertandingan Liga 3 di Stadion Gajayana Malang, Polisi Sebut Wasit Terluka pada Bagian Kepala
"Saya tidak mau berasumsi. Orang-orang ini kan berasumsi berdasarkan 1 video yang beredar, jelas karena mereka pakai seragam, warna apa. Tetapi yang terjadi, sebagai Asprov, saya tidak berada di sana, apa yang terjadi di lokasi, walaupun ada teman-teman pengurus ada, dari mereka lah,"
"Dari ketua Panpelnya, EO-nya, digrup NZR secara tidak resmi mengatakan 'kami mohon maaf atas kejadian yang terjadi di lokasi' tadi dishare sama mas Febi, kami berusaha sebaik mungkin. Kami tahu banget lah mas, bagaimana Panlok ini menyiapkan segala kebutuhan, dan yang saya ingat juga tidak ada pemasukan sama sekali karena tidak adanya penonton, mereka bekerja semaksimal mungkin," ujarnya.
Meski PSSI mengetahui adanya persiapan yang dilakukan oleh Panlok maupun tuan rumah, namun Asprov PSSI Jatim tidak mentolerir kejadian kekerasan di dalam pertandingan sepak bola.
"Dari pengamanan, mereka sudah mempersiapkan, ada polisi, bisa dilihat juga dari video itu, tetapi masih adanya kejadian itu, ya hal yang di luar kemampuan mereka," ujarnya.
"Mereka sudah dilatar belakangi mungkin mereka tidak puas dengan hasil mereka, atau kondisi kejadian yang ada di luar lapangan, cuma Asprov PSSI Jatim juga tidak bisa mentolerir kejadian yang ada di lapangan," katanya menegaskan.
Kontributor : Dimas Angga Perkasa