Setelah tahu informasi soal HET itu, Ia baru sadar kalau pupuk yang dibeli dari kios selama ini ternyata lebih majal.
"Kalau begitu saya rugi. Bahkan walaupun saya sudah datang jauh-jauh, seringkali pupuk subsidi tidak ada," ujarnya.
"Padahal, kondisi ekonomi warga sudah susah di tengah pandemi Covid-19, namun masih dipermainkan di tengah ketidakberdayaan," imbuhnya.
Petani lain berinisial H pun menyampaikan pengakuan mirip. "Selama tahun 2021, saya cuma beli pupuk 1 kwintal harga Rp 300.000, itupun tidak diberi kwitansi," ujarnya.
Baca Juga:Petani Sembalun Kembali Melakukan Aksi Penolakan Reforma Agraria yang Ditawarkan Bupati Lotim
Dia juga tidak diberi tau harga eceran tertinggi (HET) berapa. Dirinya merasa dipermainkan dengan harga pupuk subsidi yang menjadi haknya para petani tersebut.
Untuk itu, dia meminta aparat penegak hukum agar bertindak dengan adanya kasus ini. Sebab bila terus dibiarkan, maka petani kecil yang dirugikan.
"Karena ini sudah lama, mulai 2021 sudah begini," katanya menegaskan.