SuaraMalang.id - Penyebaran varian Omicron, varian baru dari Covid-19 memang meresahkan negara-negara di dunia, tak terkecuali di Indonesia.
Terbaru, untuk mengantisipasi penyebaran varian baru tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggagas format baku untuk menanggulangi penyebarannya.
Format ini berkaitan dengan kedatangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau Warga Negara Indonesia (WNI) sepulang dari luar negeri serta Warga Negara Asing (WNA) yang akan masuk ke Jatim.
Penyiapan tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya penyebaran virus Omnicorn di Jawa Timur. Penanganan kedatangan para PMI dilakukan berdasarkan Surat Keteranagn (SK) Gubernur Jatim nomor 188/256/KPTS/013/2021 tentang Satuan Tugas Pengendalian Perjalanan Internasional di Jawa Timur.
Baca Juga:Lagi, Kapal TKI Tenggelam di Selangor Malaysia, 35 Penumpang Selamat, 10 Orang Meninggal
Plh. Sekdaprov Jatim Heru mengaku bahwa persiapan yang dilakukan antara Pemprov Jatim bersama TNI/Polri dinilai cukup maksimal. "Insyaallah kami siap," kata Heru seperti dikutip dari suaraindonesia.co.id, jejaring media suara.com, Selasa (28/12/2021).
Kesiapan itu, sebut Heru, ditunjukkan dengan adanya kesiapan berbagai penanganan. Salah satunya kesiapan sarana dan prasarana bagi PMI yang melakukan isolasi terpusat (Isoter) maupun isolasi mandiri (Isoman).
Heru mengatakan, terdapat tiga Isoter yang tengah disiapkan Polda Jatim. Ketiganya berada di Asrama Haji Sukolilo dengan ketersediaan 964 bed, LPMP Ketintang dengan ketersediaan 160 bed dan Badiklat Kemenag Jatim dengan ketersediaan 132 bed. Sehingga total bed yang disediakan sebanyak 1.256 unit bed.
"Sedangkan Pemprov Jatim menyiapkan tempat karantina bagi PMI di BPWS Bangkalan, Madura dan Asrama Marinir Surabaya," ujarnya.
Bagi PMI yang hendak melakukan Isoman, Heru mengatakan, Palang merah Indonesia (PMI) telah menyiapkan 6 hotel dengan kapasitas 530 bed. Kemudian non PMI menyediakan 27 hotel dengan kapasitas 1.299 bed.
Baca Juga:WNI Positif Omicron Lolos Karantina, Menkes Budi Ungkap Kronologinya
"Khusus Isoman, biaya ditanggung pribadi selama 14 hari, namun tetap di bawah pengawasan Satgas Covid-19," ujarnya.
Menurutnya, Bandara Internasional Juanda dipilih karena 30 % PMI berasal dari Jatim, Jateng dan NTB. "Diperkirakan ada 300 PMI yang akan datang per harinya," ujarnya.
Agar penanganan kedatangan PMI berjalan lancar dan aman, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto meminta seluruh pihak bekerja semaksimal mungkin. Sekaligus disampaikan terkait hal-hal yang dibutuhkan dalam menangani kedatangan para PMI.
"Saya harap seluruh pihak bekerja dengan baik untuk mencegah virus varian baru masuk ke Indonesia khususnya Jatim," tuturnya.
Nurchahyanto menambahkan, pemerintah, TNI dan Polri juga membutuhkan peran serta tenaga kesehatan dalam melayani PMI secara baik dan maksimal. "Dengan demikian, PMI merasa aman dan nyaman ketika melalui beberapa tahapan pemeriksaan hingga masa karantina di Jawa Timur," pungkasnya.
Sementara itu, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta menegaskan, bahwa pihaknya telah menyiapkan segala macam kebutuhan menjelang kedatangan para PMI. "Kami sudah susun alur kedatangan PMI mulai pemeriksaan di bandara hingga proses menuju lokasi karantina," jelasnya.
Selain itu, lanjut Nico, Polda Jatim juga menyiapkan pengawalan secara melekat. "Tujuannya mengantisipasi adanya gangguan Kamtibmas saat pelaksanaan pengawalan," katanya menegaskan.
Rapat pembahasan format penanggulangan varian Omicron ini dihadiri Plh Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono yang mewakili Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Kemudian hadir pula Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto.
Lalu Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta. Mereka membahas Penanganan Kepulangan PMI dan WNI serta Kedatangan WNA melalui Bandara Internasional Juanda di Ruang Bina Yudha Makodam V Brawijaya.